GenZ Space
,
Jakarta
– Aktris
Tissa Biani
memahami bahwa memerankan karakter dengan latar belakang kesehatan mental bukan perkara sepele. Dalam film drama keluarga
Mungkin Kita Perlu Waktu
garapan sutradara
Teddy Soeriaatmadja
, dia memerankan karakter bernama Alaiqa—a seorang wanita dengan gangguan bipolar yang terlihat sangat senang di hadapan orang lain namun menyembunyikan luka batin karena suatu kesedihan besar yang dialaminya.
“Saat membuat sebuah film, tentunya ada tahap persiapan sebelumnya. Oleh karena itu, kami diberikan waktu untuk melakukan riset mengenai karakter-karakter dalam film tersebut,” jelas Tissa ketika sedang berada di tempat kunjungan ini.
Tempo
Selasa, tanggal 18 Maret tahun 2025.
Tissa Biani Ungkap Proses Pendalaman Karakter
Dalam arahan langsung dari Teddy yang ahli di bidang psikologi, Tissa mengeksplorasi aspek-aspek spesifik tentang ekspresi wajah dan pergerakan tubuh yang menggambarkan beragam emosi. “Gerakan Alaiqa ketika sedih, gembira, cemas, atau bingung—dia (Teddy) dapat menjelaskan hal-hal mendasar yang ternyata sangat detil seperti pengetahuan Mas Teddy,” ungkap Tissa.
Kepribadian tokoh-tokohnya pun dikembangkan secara mendalam termasuk aspek-aspek teknikal yang biasanya diabaikan oleh film-film lain, misalnya tentang bagaimana pasien psikiater minum obat. Dia menjelaskan bahwa proses ini berbeda dari sekadar meminum obat harian,” imbuhnya. Wanita penggemar musisi Dul Jaelani tersebut merasa amat dipandu oleh Teddy sehingga mampu lebih memahami karakter Alaiqa. Selain itu, Tissa juga melakukan penelitian ekstra dengan membaca sumber-sumber online serta berbicara langsung dengan individu-individu di lingkunganannya yang memiliki situasi mirip.
Hubungan Alaiqa dengan Ombak
Di film ini, Alaiqa dipertemukan dengan Ombak (Bima Azriel), seorang remaja yang bergulat dengan kecemasan dan pikiran untuk mengakhiri hidup karena dibebani rasa bersalah atas kecelakaan yang merenggut nyawa kakak perempuannya, Sarah (Naura Hakim). “Karena mereka punya masalah hidup yang sama-sama tentang kesehatan mental, tapi dengan cara yang berbeda-beda menghadapinya,” kata Tissa.
Dia percaya bahwa Ombak dan Alaiqa bertemu dalam cerita karena mereka memiliki ketidaksesuaian yang serupa dalam menangani gangguan kesehatan mental. Keduanya saling membagikan rasa sakitnya dan berusaha untuk lebih memahami satu sama lain meskipun perjalanan mereka terkadang penuh dengan tantangan.
Tentang
Mungkin Kita Perlu Waktu
Mungkin Kita Perlu
Waktu
Sebelumnya dipentaskan pertama kali pada ajang Indonesian Screen Awards di Jogja-NETPAC Asian Film Festival tahun 2024. Cerita film ini berkisar tentang luka batin yang dirasakan oleh Ombak beserta keluarganya akibat hilangnya salah satu dari mereka. Restu (diperankan Lukman Sardi) berupaya menyembunyikan perasaannya agar dapat menjaga stabilitas rumah tangga, sedangkan Kasih (performed Sha Ine Febriyanti) lebih memilih melakukan ibadah umrah sebagai cara untuk meraih kedamaian hati.
Dalam keragaman cara mereka bersedih, Ombak memulai terapinya bersama Nana (Asri Welas), seorang psikolog. Akan tetapi, Kasih tidak setuju dengan metode itu dan lebih mendukung penyembuhan melalui pendekatan rohani. Perdebatan di antara anggota keluarga ini menjadi pusat cerita yang membahas masalah kesehatan jiwa dengan sudut pandang yang lebih menyeluruh. Film buatan Kathanika Films, Adhya Pictures, serta Karuna Pictures ini direncakan untuk ditayangkan di bioskop-bioskop tanah air pada tanggal 15 Mei 2025.