HomecommerceMotif “Jagoan” Cikiwul Mengemis THR dari Perusahaan: Berjuang Sengaja untuk Negara
commerce

Motif “Jagoan” Cikiwul Mengemis THR dari Perusahaan: Berjuang Sengaja untuk Negara

BEKASI, GenZ Space Seorang pemalak yang dikenal sebagai Suhada beserta dengan trio kawannya mendesak pembayaran THR Idul Fitri dari sebuah...

Bagikan artikel


BEKASI, GenZ Space

Seorang pemalak yang dikenal sebagai Suhada beserta dengan trio kawannya mendesak pembayaran THR Idul Fitri dari sebuah perusahaan plastik di Jl. Tali Kolot, Cikiwul, Bantargebumi, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Hari Senin tanggal 17 Maret tahun 2025 sekitar jam 11 pagi waktu setempat.

Di dalam klip pendek sepanjang 2 menit 59 detik yang menjadi perbincangan dan dibagikan oleh akun Instagram @infobekasi, Suhada nampak memperlihatkan satu amplop putih pada petugas keamanan pabrik tersebut. Amplop itu ternyata mengandung sehelai kertas.

Ke pihak keamanan, Suhada menyatakan bahwa dia memohonTHR lantaran tengah berjuang keras untuk pertahanan negeri.

“Gue bukannya nyari keributan, gua ngasih gini, baik-baik lho, gua bela negara di sini, gua mati-matian,” ujar Suhada kepada sekuriti dalam video, dikutip Kamis (20/3/2025).

Suhada yang memakai vest hitam dan kaos dengan warna merah tua nampak kesal karena sekuriti pabrik cuma memberi dia uang THR sebesar Rp 20.000.

Dia tidak senang dengan jumlah yang ditawarkan oleh petugas keamanan itu dan bersikeras untuk berjumpa dengan pemilik perusahaan.

“Gue tidak ingin uangmu, gue mau pimpinan mu, datanglah kesini,” katanya Suhada.

“Jangan begitu, Pak, hormati saya, saya bekerja di tempat ini, Pak,” kata si satpam.

“Saat kamu bekerja di tempat ini, ingat, ini merupakan kepercayaan,” ujar Suhada.

“Saya sudah jelaskan, pak. Ini adalah tugas yang dipercayakan kepada saya,” balas si pengamanan.

Gagal mendapatkan kepuasan dari jawaban itu, Suhada lantas berusaha untuk memeras si satpam dengan menyatakan dirinya sebagai raja di Cikiwul.

Bahkan, dia mengancam untuk memblokir akses jalan di depan perusahaan jika tidak dapat berjumpa dengan pemilik pabrik.

“Luruskan niatmu dan dengarkan baik-baik, kamu tidak menghormati saya. Jika kau ingin mengetahui, aku adalah penguasa dari Cikiwul ini. Banyak orang di sekitarku. Apakah jalanan akan tetap terbuka jika kukunci semuanya?” kata Suhada.

Ke pihak keamanan, Suhada menyatakan bahwa dia terpaksa “keluar dari posisi” setelah para bawahannya berkali-kali tidak berhasil bertemu dengan pemilik perusahaan tersebut.

Tetapi, begitu tiba di lapangan, Suhada menyadari bahwa nasibnya mirip dengan para bawahannya, yaitu sama-sama tak dihormati oleh perusahaan.

“Saya sampai saat ini belum pernah datang ke bawah, orang-orang yang sudah datang adalah bawahan saya. Sekarang setelah saya datang ingin melihat sendiri bahwa buktinya memang seperti ini, tidak menghormati lingkungan. Disini saya lah yang bertanggung jawab atas semua pabrikan,” tegas Suhada.

Terpisah, Kapolsek Bantargebung Kompol Sukadi mengakui kejadian itu.

Sukadi beserta timnya sudah mengunjungi perusahaan dan menanyakan informasi kepada si pengaman di video tersebut.

Menurut informasi dari petugas keamanan, Suhada dan tiga temannya datang menanyakan tentang bonus Lebaran. Akan tetapi, pihak keamanan cuma memberikan mereka uang sebesar Rp 20.000 saja.

“Iya, dia minta (THR), dikasih Rp 20.000. Tapi dia enggak mau, pengin ketemu pimpinannya,” kata Sukadi kepada

GenZ Space.

Sukadi menyatakan bahwa keempat orang tersebut adalah preman yang menutupi dirinya dengan nama sebuah organisasi kemasyarakatan (ORMAS). Mereka berasal dari Bantargebum.

“Kelompok itu teroris menyamar sebagai ormas,” jelas Sukadi.

Saat ini, Suhada sudah melarikan diri ke Gunung Putri, Kabupaten Bogor, sesudah menyadari bahwa perbuatannya menjadi trending topik di media sosial. Di sisi lain, ketiganya yang merupakan teman satu timnya sedang dalam proses pencarian lokasi keberadaan mereka.

Sukadi menyatakan bahwa mereka akan mengambil tindakan keras terhadap para pelaku jika keempat orang tersebut terbukti melanggar hukum dalam kasus pemerasan.

“Klarifikasikan terlebih dahulu sebelum mendengarkan keteranga, apakah ada elemen kejahatan atau tidak. Jika memang ada, maka kami akan melanjutkannya dengan cara menegakkan hukum,” tambahnya.

Bagikan artikel

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada postingan ini.

Tap outside to close