HomehealthInilah Obat-Obatan Sehari-hari yang Dapat Mengancam Kesehatan Ginjal Anda
health

Inilah Obat-Obatan Sehari-hari yang Dapat Mengancam Kesehatan Ginjal Anda

GenZ Space – Obat-obatan biasa yang sering digunakan setiap hari untuk menangani bermacam-macampenyakit bisa jadi mempengaruhi kerja ginjal. Dikutip dari...

Bagikan artikel


GenZ Space

– Obat-obatan biasa yang sering digunakan setiap hari untuk menangani bermacam-macampenyakit bisa jadi mempengaruhi kerja ginjal.

Dikutip dari laman

RSUD Sardjito

, ginjal bertugas memfilter sisa-sisa metabolik dari darah serta mengeluarkan kelebihan cairan tubuh. Produk pemurnian ini kemudian dikeluarkan sebagai urin.

Kegagalan fungsi ginjal bisa disebabkan oleh paparan zat racun dari obat-obatan atau penggunaan narkoba secara berlebihan tanpa anjuran medis yang tepat.

Di sisi lain, ada beberapa perawatan yang melibatkan obat-obatan sehari-hari yang sering digunakan oleh manusia dan dapat membahayakan organ ginjal apabila tidak dilakukan dengan benar.

Selanjutnya, apakah ada jenis obat biasa yang dapat mengancam kesehatan ginjal?

Obat-obatan yang dapat berbahaya bagi fungsi ginjal

Obat-obatan seperti antibiotik, pengontrol tekanan darah, serta suplemen yang sering diminum setiap hari dapat membahayakan fungsi ginjal.

Orang berusia 60 tahun ke atas atau penderita penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, serta peradangan ginjal berisiko tinggi mengalami gangguan ginjal akibat obat yang dikonsumsi.

Bahkan penelitian telah menunjukkan bahwa 20% gangguan pada ginjal dipicu oleh obat-obatan terpreskripsi serta obat-over-the-counter.

Berikut beberapa jenis obat yang umum dijumpai setiap hari tetapi dapat membahayakan kinerja ginjal:

1. Obat antiinflamasi (NSAID)

Dilansir dari

Healthline

(6/4/2023) Obat anti-inflamasi yang dipakai untuk meredakan rasa sakit dan pembengkakan dapat menyebabkan gangguan pada organ ginjal bila dikonsumsi secara berkelanjutan.

Obat anti-inflamasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah aspirin, ibuprofen, serta naproxen. Penggunaannya harus dihindari untuk dikonsumsi secara rutin setiap harinya tanpa terlebih dahulu berdiskusi dengan profesional kesehatan.

2. Antibiotik

Obat seperti penisilin dan sefalosporin digunakan untuk mengatasi infeksi yang dipicu oleh bakteria. Ramuan medis tersebut perlu diminum sesuai petunjuk dari praktisi kesehatan.

Akan tetapi, banyak pasien yang tidak menyelesaikan kursus antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Perilaku ini dapat menjadikan terapi infeksi kurang berhasil dan berpotensi memicu gangguan ginjal mendadak.

3. Penghambat Pompa Proton (PPI)

PPI adalah obat antasida yang membantu meminimalkan gangguan pada perut. Obat ini dipergunakan untuk menangani kondisi kesehatan pencernaan, seperti luka pada lambung, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), serta infeksi bakteria.

Helicobacter pylori

Contohnya termasuk omeprazole serta lansoprazole.

Mengonsumsi obat-obatan untuk masalah perut dalam waktu lama dan dengan dosis besar tanpa henti bisa menaikkan kemungkinan mengidap penyakit pada organ ginjal.

4. Obat tekanan darah

Obat untuk menekan tekanan darah seperti penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI) dan bloker reseptor angiotensin II (ARB), dapat membantu mengatur tekanan darah sekaligus mengurangi resiko terkena serangan strok dan gangguan jantung serta pembuluh darah lainnya.

Beberapa contoh obat ACEI yang banyak tersedia di pasaran mencakup benazepril/lotensin, enalapril, serta lisinopril. Sedangkan untuk golongan obat ARB terdapat azilsartan, candesartan, dan irbesartan.

Pasien tekan darah tinggi yang sedang menjalani terapi menggunakan obat-obatan itu dilarang untuk menghentikan konsumsi tanpa petunjuk dari dokter. Meskipun begitu, obat-obatan ini bisa mempengaruhi fungsi ginjal.

5. Suplemen herbal

Beberapa tipe suplemen bisa berdampak pada kinerja ginjal. Ancaman utamanya berkaitan dengan penggunaan suplemen alami bersama obat keras maupun obat nonresep yang dibeli tanpa resep dokter.

Sebagai contoh, obat dari China yang memiliki kandungan asam aristolochic sering kali dihubung-hubungkan dengan gangguan ginjal jangka panjang. Meskipun demikian, suplemen alami ini digunakan sebagai penghilang rasa sakit untuk peradangan persendian, ketidaknyamanan selama menstruasi, serta membantu menurunkan bobot tubuh.

Agar menghindari ancaman tersebut, sebaiknya Anda berbicara dengan profesional medis. Selain itu, perhatikan juga pola makan serta cara hidup agar tidak menambah kerusakan pada organ ginjal.

6. Obat psikiatris

Obat yang dianjurkan oleh dokter untuk menangani kondisi kejiwaan pun bisa memicu gangguan pada organ ginjal. Contohnya adalah obat seperti Prozac atau Fluoxetine yang biasa digunakan sebagai pengusir depresi.

Obat untuk menenangkan emosi seperti litium dan amitriptyline juga bisa merusak ginjal.

Karena obat tersebut dapat merusak otot, sehingga mioglobin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah. Hal ini pada gilirannya membuat ginjal berusaha menapis mioglobin dan akhirnya mengalami kerusakan.

7. Obat diuretik

Dilansir dari

WebMD

(10/11/2024) Obat diuretik digunakan untuk menanganinya tekanan darah tinggi serta berbagai macam pembesaran jaringan tubuh. Ramuan ini membantu dalam pengeluaran cairan ekstra dari dalam tubuh.

Akan tetapi, obat-obatan ini memiliki potensi untuk menyebabkan dehidrasi pada tubuh. Sehingga, dampak negatif itu dapat merusak ginjal.

Berikut beberapa contoh obat diuretik antara lain torsemide, furosemide, bumetanide, serta ethacrynic acid.

8. Obat pencahar

Obat-obatan pengurai tinja yang tersedia over-the-counter atau diberikan oleh dokter bisa menyebabkan pembentukan batu ginjal, yang berpotensi menghancurkannya atau memicu kegagalan ginjal.

Keadaan ini khususnya berlaku untuk obat-obatan yang memiliki kandungan natrium fosfat oral atau OSP.

Agar terhindar dari kemungkinan masalah pada organ ginjal karena konsumsi obat, patuhilah petunjuk pemakaian serta hindari menggunakan obat ini secara berkepanjangan.

Pasien yang menerima obat dari dokter disarankan untuk menyelesaikan semua pengobatan sesuai dengan petunjuk penyedia layanan kesehatan walaupun mereka merasa sudah mulai pulih.

Lansia dengan masalah kesehatan tertentu harus berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat keras maupun obat bebas.

Tetap pastikan untuk menjaga hidrasi tubuh, memilih makanan dengan kadar garam yang rendah, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, serta melakukan olahraga rutin harian guna menekan risiko cidera pada organ ginjal.

Bagikan artikel

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada postingan ini.

Tap outside to close