Homeculture15 Kisah Sejarah Indonesia Pendek dan Seru untuk Bercerita pada Anak-Anak
culture

15 Kisah Sejarah Indonesia Pendek dan Seru untuk Bercerita pada Anak-Anak

Saat menempuh pendidikan, anak Anda tentunya akan belajar sejarah baik itu lokal di Indonesia maupun global. Di samping pengenalan terhadap...

Bagikan artikel

Saat menempuh pendidikan, anak Anda tentunya akan belajar sejarah baik itu lokal di Indonesia maupun global. Di samping pengenalan terhadap figur-figur kunci dan event-event historis, mata pelajaran ini pun menciptakan pemahaman tentang semangat juang, patriotisme, serta etika yang dapat digunakan dalam aktivitas sehari-hari mereka.

Sayangnya, banyak anak merasa bahwa sejarah adalah mata pelajaran yang monoton dikarenakan terlalu banyak materi untuk dihafalkan. Sebenarnya, apabila diajarkan dengan metode yang sesuai, sejarah dapat berubah menjadi naratif yang memukau serta penuh inspirasi.

Penggunaan metode bercerita atau

storytelling

Membantu buah hati Anda untuk lebih mudah mengetahui hal-hal yang signifikan serta menyambungkan itu semua dengan hidup sehari-hari mereka. Ibu bisa berbagi cerita tentang pertempuran sang pahlawan saat melawan penjajahan demi kemerdekaan tanah air, lalu berceritalah secara lebih mendramatisasi dan dipenuhi antusiasme supaya si kecil menjadi lebih terpesona.

Keunikan lain dari hal ini adalah bahwa sejarah dapat diceritakan menggunakan beragam bentuk medium seperti buku ilustrasi, film animasi, atau bahkan game pembelajaran. Dengan metode tersebut, akan menumbuhkan minat yang lebih besar pada anak-anak dalam mengenyampingkan diri sendiri untuk belajar serta memahami tentang sejarah dengan tidak ada rasa paksaan.

Di samping peran guru di sekolah, Bunda pun bisa mendukung dengan merancang beberapa percakapan santai agar si kecil dapat membandingkan sejarah dengan pengalaman pribadi mereka. Dengan menceritakan sejarah dalam bentuk narasi yang seru, bukan saja pengetahuan historis diperoleh oleh anak-anak, namun juga pembelajaran penting bagi masa depan mereka.

8 Pidato Pendek tentang Bersedekah pada Bulan Ramadhan yang Cocok sebagai Kultum di Sekolah

15 Kumpulan Kisah Sejarah Pendek menarik di Indonesia yang Bisa Anda Bagikan pada Si Buah Hati

Ibu bisa menyampaikan kepada Anak Kecil tentang ringkasan sejarah Bahasa Indonesia seperti yang diambil dari buku tersebut.

Pengenalan tentang Cara Menggunakan Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar

Oleh Darmayasa, Yusi Kurniawan, dan Ernawati.

1. Ringkasan Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi di Negara Indonesia dengan latar belakang historis yang luas dan rumit. Sejak pertama kali muncul, ia sudah melewati beberapa tahap perubahan yang terpengaruh oleh unsur-unsur sosial, politik, serta kebudayaan. Pada penjelasan selanjutnya, kita akan menyimak jejak sejarah Bahasa Indonesia mulai dari permulaannya sampai evolusinya dalam zaman kontemporer.

Berdasarkan pendapat Kridalaksana (2008), Bahasa Indonesia lahir dari Bahasa Melayu yang sebelumnya dipakai sebagai bahasa perdagangan utama di Nusantara pada masa abad ke-15. Selanjutnya, Bahasa Melayu tersebut berevolusi dan bertransformasi menjadi Bahasa Indonesia, yaitu bahasa resmi negara di Indonesia.

Di awal abad ke-20, Bahasa Indonesia diproyeksikan menjadi bahasa nasional oleh pahlawan-pahlwan pergerakan kemerdekaan di tanah air kita (Dardjowidjojo, 1992). Tujuan mereka adalah menjadikannya sarana penghubung bagi rakyat Indonesia yang memiliki latar belakang etnis serta budaya bermacam-macamat.

Tahun 1928, Kongres Pemuda kedua yang diselenggarakan di Jakarta mengesahkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Indonesia (Kosasi, 2017). Dari saat itu hingga sekarang, Bahasa Indonesia terus berevolusi dan berperan sebagai bahasa resmi negara tersebut.

2. Perang Padri

Dikutip dari buku

Telusuri Bahasa Indonesia Jilid 3 bagi siswa kelas XII SMA/MA/SMK/MAK.

Oleh Imam Taufik; Rusmiyanto; S. Prasetyo Utomo; Setia Naka Andrian, mengisahkan Perang Padri yang cocok dibaca oleh anak-anak.

Perang Padri merupakan konflik yang terjadi di Sumatera Barat, khususnya di wilayah Kerajaan Pagaruyung antara tahun 1803 sampai 1838. Peperangan ini bermula karena adanya perselisihan antara kelompok ulama bernama Kaum Padri dengan tradisi-tradisi populer yang dianut oleh warga Minangkabau yang disebut sebagai Kaum Adat, termasuk pengonsumsian alkohol, judi, sabung ayam serta penerapan sistem hukum adat patrilineal dalam hal pewarisan. Ketidaksiapan Kaum Adat, meskipun sudah menjadi Muslim, untuk melepaskan diri dari praktek-praktek tersebut menimbulkan amarah para anggota Kaum Padri.

Pada perang tersebut, Kaum Padri diketuai oleh Harimau Nan Salapan, sementara Kaum Adat diperintah oleh Letnan Kolonel Antoine Theodore Raaff yang sukses mendorong Kaum Padri keluar dari Pagaruyung. Kemudian, Belanda membangun benteng pertahanan di Batusangkar dengan nama Fort van der Capellen. Di saat bersamaan, Kaum Padri merencanakan kembali kekuatan dan sistem pertahanannya di daerah Lintau.

Pada tanggal 13 April 1823, pasukan yang dipimpin Raaff berusaha untuk menyerang wilayah Lintau, tetapi mereka berhasil dicegah oleh kelompok Padri. Setelah itu, tentara Raaff mundur menuju Batusangkar. Kemudian pada 14 April 1824, Letnan Kolonel Raaff meninggal karena menderita demam parah.

Tindakan perlawanan yang ditunjukkan oleh Kaum Padri terbukti sangat kuat hingga membuat Belanda kesulitan untuk memenangkannya. Melalui residennya di Padang, pihak Belanda mencoba meredam konflik tersebut dengan mendekati para pemimpin Kaum Padri, termasuk Tuanku Imam Bonjol, lewat sebuah maklumat bernama “Perjanjian Masang” pada tanggal 15 November 1825. Sementara itu, Pemerintah Hindia-Belanda pun sedang menghadapi keterbatasan finansial akibat biaya besar dari pertempuran serupa di Eropa serta Perang Diponegoro di Jawa.

Seiring masa jeda perdamaiannya, Tuanku Imam Bonjol berusaha mengembalikan kekuasaraan dan menyusun kembali Kaum Adat. Berakhirlah negosiasi tersebut dengan penandatanganan Kesepakatan Puncak Pato di Bukit Marapalam, kabupaten Tanah Datar, yang menjadi simbol dari pemikiran kolektif bahwa ‘Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah’. Ini bermakna tradisi Minangkabau harus selaras dengan prinsip-prinsip Islam, sementara nilai-nilai Islam sendiri seharusnya didasarkan atas Al-Qur’an.

Setelah berakhirnya Perang Diponegoro dan pemulihan kekuatan kolonial Belanda di Jawa, pihak Pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk menyubordinasi lagi Kelompok Padri. Alasan utama dibalik hal tersebut adalah niat besar mereka dalam mengontrol tanam paksa kopi yang semakin menjalar di daerah Darek atau pedaliman Minangkabau. Hingga abad kesembilan belas, hasil bumi seperti kopi menjadi primadona bagi dagangan Belanda di Benua Eropa.

Agar mengurangi kekuatan musuh, Belanda melanggar kesepakatan lama dengan menyerang nagari Pandai Sikek, tempat produksi bubuk mesiu dan senjata api. Selanjutnya, demi meningkatkan posisinya, Belanda mendirikan benteng di Bukittinggi yang populer disebut sebagai Fort de Kock. Di permulaan Agustus tahun 1831, wilayah Lintau akhirnya jatuh ke tangan mereka, menjadikan Luhak Tanah Datar berada dalam pengendalian Belanda.

Sejak tahun 1833, terjadi perdamaian antara Kaum Adat dan Kaum Padri. Di hari itu, tepatnya tanggal 11 Januari 1833, sejumlah pos pemerintah Belanda dikejutkan serangan tiba-tiba. Hal ini membuat Belandapun memahami bahwa mereka bukan hanya berhadapan dengan Kaum Padri, melainkan semua elemen dari masyarakat Minangkabau, mencakup Kaum Adat sebagai well. Sebagai respons atas hal tersebut, Belanda kemudian merencanakan pendekatan baru untuk menyelesaikan situasi ini. Lalu pada tanggal 16 Agustus 1837, Benteng Bonjol akhirnya jatuh ke tangan Belanda yang dipimpin oleh Frans David Cochius. Meski demikian, pemimpin perlawanan utama yaitu Tuanku Imam Bonjol berserta tentaranya masih bertempur hingga tahun 1864.

Pada awalnya, Perang Padri adalah sebuah konflik antar saudara sendiri. Konflik tersebut menyebabkan pecah belah di tengah masyarakat dan memberikan peluang bagi Belanda untuk merambah lebih jauh ke daerah-daerah kolonial mereka. Meski demikian, insiden ini juga menciptakan pemahaman baru tentang bagaimana berurusan dengan warga Minangkabau yang akhirnya berhasil bersatu. Hal ini terbukti dari upaya panjang Belanda guna merebut kembali Benteng Bonjol.

3. Kota Surabaya

Dalam buku

Teks pada Analisis Struktural dan Linguistik

Taufiqur Rahman mengisahkan asal-usul kota Surabaya yang cocok untuk diceritakan kepada anak-anak tersebut:

Setiap wilayah memiliki sejarah unik sendiri mengenai penamaan, misalnya Kota Surabaya. Terdapat setidaknya tiga versi berbeda soal asal-usul nama Surabaya tersebut. Versi pertama menjelaskan bahwa nama Surabaya berasal dari “Churabaya”, sebuah desa persinggahan di pinggir Sungai Brantas. Informasi ini tertulis dalam prasasti Trowulan I pada tahun 1358 Masehi. Selain itu, nama Surabaya juga muncul dalam laporan sastra bernama ‘Pujasanegarakerta’ yang disusun oleh Mpu Prapanca.

Dalam tulisan itu Surabaya (Surabhaya) tercantum dalam pujasastra tentang perjalanan pesiar pada tahun 1365 yang dilakukan Hayam Wuruk, Raja Majapahit. Namun Surabaya sendiri diyakini oleh para ahli telah ada pada tahun-tahun sebelum prasasti-prasasti tersebut dibuat. Seorang peneliti Belanda, GH Von Faber dalam karyanya En Werd Een Stad Geboren (Telah Lahir Sebuah Kota) membuat hipotesis, Surabaya didirikan Raja Kertanegara tahun 1275, sebagai pemukiman baru bagi para prajuritnya yang telah berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan tahun 1270 M.

Pada versi selanjutnya, nama Surabaya terkait erat dengan legenda perlawanan sengit antara Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Menurut mitos tersebut, sesudah mengalahkan pasukan Tartar (Mongol), Raden Wijaya sang penguasa pertama kerajaan Majapahit, mendirikan istana di wilayah Ujung Galuh, yakni area saat ini dikenal sebagai Pelabuhan Tanjung Perak, lalu memberikan tampok kepala kepada Adipati Jayengrono untuk menjaga tempat tersebut. Seiring waktu, Jayengrono semakin menjadi sosok yang dominan serta independen akibat pengendalian ilmunya dalam teknik Buaya, hal ini membentuk ancaman bagi otoritas Majapahit. Untuk meredakan posisi Jayengrono, dipilihlah Sawunggaling yang mahir dalam jurus ikan hiu atau disebut juga Sura. Pertarungan ketahanan magis mereka digelar di tepi Sungai Kalimas di daerah bernama Paneleh. Peperangan sihir itu bertahan tujuh hari tujuh malam hingga pada akhirnya berkesudahan tragis; kedua petarung tewas dari kelelahan ekstrem.

Pada versi berbeda pula, nama Surabaya dikait-kaitkan dengan cerita legenda peperangan antara ikan Suro (Singapura) dan Boyo (Buaya). Ini melambangkan konflik antara lautan dan daratan. Gambaran pertarungan tersebut dapat dilihat pada patung suro dan boyo yang letaknya tak jauh dari Kebun Binatang di Jalan Setail, Surabaya.

Di tahun 1975, Walikota Surabaya Soeparno meresmikan 31 Mei 1293 sebagai Hari Jadi Kota Surabaya. Hal ini menjadikan Surabaya mencapai umur 712 tahun saat perayaan mileniumnya pada tahun 2005. Keputusan ini didasari oleh sepakatannya kelompok ahli sejarah yang dirancang oleh pemkot setempat bahwa nama Surabaya memiliki akar dari frasa “sura ing bhaya” atau dalam arti lain yaitu ‘keberanian untuk menyongsong ancaman’. Meski beberapa informasi tentang latar belakang nama kota tersebut telah dikonfirmasi melalui artefak dan sisa-sisa masa lalu yang nyata, tetapi juga penting dicatat bahwa versi aslinya mungkin hanyalah legenda rakyat yang diteruskan turun temurun serta dapat dipandang sebagai semacam mitologi bagi publik luas.

4. Keturunan Tarian Guelakukan

Dikutip dari buku

Ringkasan 100 Dongeng Nusantara: Dari Barat Hingga Timur

Oleh Irwan Rouf dan Shenia Ananda, ada sebuah kisah bersejarah pendek yang dituturkan dengan menarik bagi anak-anak. Baca lebih lanjut di sini:

Pada suatu hari, kedua bersaudara anak dari Sultan Johor, Malaysia yakni Muria dan Sangede tengah memelihara bebek di pinggir pantai sambil bermain layangan. Tanpa diduga, angin kencang tiba-tiba menerjang yang kemudian merenggut benang layang-layang mereka. Kedua saudara itu akhirnya mencoba mengejar layang-layang tersebut sampai melupakan bebek-bebeknya.

Setibanya di rumah, sang ayah memerintahkan kedua putrinya untuk menemukan bebek tersebut dan pulang tanpa tangan kosong. Berlarut-larut selama beberapa bulan, Muria dan Sangede terus mencari bebek-bebek yang lenyapsampai akhirnya mereka sampai di desa bernama Serule. Di tempat ini, warga setempat membimbing mereka menuju istana Raja Serule.

Setelah berjumpa, Muria dan Sangede malah dinaikkan statusnya menjadi putra mahkota oleh si raja. Kejadian tersebut kemudian menyebabkan sejumlah pihak merasa cemburu dengan nasib baik yang diraih Muria dan Sangede.

Raja Linge yang merasa cemburu kemudian mengancam akan membunuh kedua saudara kandung itu. Sayangnya, Muria akhirnya meninggal dunia.

Setelah beberapa lama, Sangede memiliki sebuah mimpi dimana ia berjumpa dengan kerabatnya yang telah meninggal dunia, yakni Muria. Di dalam mimpinya tersebut, Muria menyampaikan panduan kepada Sangede tentang metode penangkapan gajah putih serta pengendalian hewan-hewannya agar dapat ditransportasi dan diserahkan kepada Sultan Aceh Darussalam. Tahun-tahun seterusnya, saat sang sultan menerima pemberian upeti dari para raja pada suatu pertemuan di kediaman Kerajaan Aceh, Sangede turut hadir sebagai salah satu peserta.

Saat persidangan masih berjalan, Sangede bersantai di Balai Gading sembari memandangi keelokan Istana Sultan. Di saat itu pula, dia teringat akan mimpi-mimpi yang pernah dialaminya. Kemudian, mengikuti arahan kakaknya, Muria, Sangede pun mulai melukis seekor gajah putih pada lembaran daun Neniyun tersebut.

Setelah diselesaikan, gambar itu dipaparkan ke sinar matahari. Siapa sangka, karya seni ini justru mendapat perhatian dari putri sultan. Putri yang begitu ingin tahu dan sangat terpukau oleh hasil kerja itu lalu memesan kepada para pengikutnya untuk mencari seekor gajah serupa dalam lukisan tersebut.

Putri Sultan tersebut mengemukakan keinginannya pada Sangede. Dengan setuju, Sangede menerima permohonan dari Putri ini untuk mengejar Gajah Putih yang berada di hutan lebat Gayo. Menurut cerita, selama misi pengejaran itu pula, asal-usul dan petunjuk tari Guel mulai tercipta.

Agar bisa meredam keganasan sang gajah putih, dilaksanakan sebuah pesta dengan pembakaran kemenyan, adanya suara-suara yang diciptakan oleh pemukulan balok kayu dan benda lain yang dapat memberikan bunyi. Beberapa individu yang turut mencoba mendorong Gajah Putih bersama-sama dengan Sengeda lalu menyusun sejumlah tarian guna mendapatkan perhatian gajah tersebut. Untungnya upaya itu berhasil dalam hal menarik minat gajah putih hingga ia keluar dari tempat sembunyiannya.

Saat berada di jalan raya, mereka tetap melompat dan bergoyang supaya gajah putih tersebut ikut serta hingga mencapai kediaman kerajaan. Gerakan-gerakan ini pada akhirnya menjadi populer dengan nama Tari Guel.

5. Asal usul padi

Pada suatu hari di Tanah Karo, Sumatera Utara, ada sebuah desa yang tengah dilanda kemarau panjang. Dalam kondisi serba sulit ini, diceritakan tentang seorang bocah laki-laki tanpa orang tua bernama Beru Dayang, ia terlihat menangis sambil minta makanan pada tempat ibunya biasanya menyusuinya. Sang ibu merasakan kesedihan mendalam namun tak dapat membantu apapun. Akibat kelaparan dan kekurangan gizi, kesehatannya semakin melemah sampai akhirnya meninggal dunia. Setelah hilangnya putranya, perasaan pilu sang ibu menjadi lebih parah lagi sehingga dia memilih untuk mengakhiri hidup dengan cara melompat ke sungai yang cukup dalam. Tidak ada satupun dari para penghuni setempat yang tahu akan insiden tragis tersebut.

Sejumlah bulan sudah lewat dan musim kemarau masih terus berlanjut. Pada lahan gersang di mana-mana, dua si kecil ini bisa dilihat sibuk menyisir tanah dalam pencarian akar-akaran. Ketika tiba pada satu titik, salah satunya meraih sebuah buah dengan bentuk bundar seperti labu besar. Dengan demikian, kedua remaja tersebut memboyong buah iru tersebut pulang guna dipamerkan kepada keluarganya. Namun sayangnya, baik sang ibu bapak ataupun masyarakat setempat sama sekali tak kenal jenis buah tersebut. Raja yang mendengar penjelasan dari seorang penduduk gotongroyong turun langsung untuk menyaksikan hal unik tersebut.

Ketika sang raja bersama warga lainnya berkumpul untuk menyaksikan buah tersebut, tiba-tiba timbul bunyi langit yang menginformasikan kalau buah itu merupakan jubah jiwa seorang bocah lelaki bernama Si Beru Dayang. Bunyinya pun memberi perintah kepada penghuni setempat supaya tanaman ini dirawat secara hati-hati sehingga nantinya dapat dimakan. Selain itu, ia juga berpesan jika Sang Beru Dayang amat kangen pada bundanya serta minta dibawa bertemu dengan orang tuanya yang sudah menjadi seekor ikan di sungai. Apabila semuanya dikerjakan sesuai anjurannya, kata suara mistik tersebut, tak ada satu pun penduduk negeri itu yang akan lapar lagi.

Raja tersebut juga memberi perintah untuk mengeksekusi instruksi yang diberikan oleh suara itu. Setelah mencapai periode tiga bulan, hasil panenan tanaman ini menjadi kuning dan sudah siap untuk di petik. Sesudah proses pemetikan selesai dilakukan, buah-buahan tersebut lalu dikeringkan dan ditumbuk guna memisahkan cangkoknya dari isi dalamnya, selanjutnya dimasak. Ternyata, tanaman tersebut ialah padi. Agar bisa bertemu dengan sang Ibu, penduduk daerah Tanah Karo merayakan hal ini dengan berbagi hidangan serta ikan yang diyakininya merupakan wujud kemanusiaan dari Ibunda Beru Dayang.

6. Sejarah Danau Toba


Cerita Fabel Animasi: Keaslian Timbulnya Danau Toba / Gambar: Novita Rizki

Di sebuah wilayah yang berada di Sumatera Utara, terdapat seorang tani yang bergelar Toba. Dia tinggal secara kesendirian tanpa siapa pun. Aktivitasnya setiap harinya adalah bercocok tanam serta mengejar ikan sebagai sumber rezekinya. Kegiatan tersebut dia lakukan demi memenuhi keperluan sehari-harinya.

Suatu hari, Toba memutuskan untuk mengunjungi Sungai yang tak jauh dari kediamannya dengan tujuan menangkap ikan sebagai santapan malam itu. Ia membawa seutas benang pancing, umpan serta wadah buat menyimpan hasil tangkapan ikannya. Begitu tiba di tepian sungai, si petani lantas melenyapkan kail pancingnya ke dalam air.

Saat menantikan gigitan ikannya, Toba memanjatkan doa, “Tuhan Yang Maha Esa, mudah-mudahan saya mendapatkan hasil tangkapan yang melimpah hari ini.” Setelah beberapa waktu, ia mencatat perubahan pada benang pancingnya. Segera dia tarik dan merasakan kegembiraan luar biasa ketika menyadari bahwa ikan yang tertangkap adalah seekor leluhur raksasa.

Setelah mengamati lelucon ikan hasil tangkapannya selama beberapa waktu, Toba merasa sangat heran. Ia pun dibuat kaget ketika mengetahui bahwa ikan tersebut dapat berbicara! “Jangan makan saya ya pak, izinkanlah aku tetap hidup,” kata si ikan. Tanpa ragu sedikitpun, dia segera melepaskan ikan tersebut dan menyuruhnya untuk kembali ke aliran sungai seperti semula.

Beberapa saat kemudian, Toba terperanjat ketika ikan itu tiba-tiba bertransformasi menjadi seorang perempuan yang luar biasa indahnya. “Jangan khawatir Pak, saya tidak berniat merugikan Anda,” ujar sang ikan. “Kamu siapa sebenarnya? BUKANNAKA KAMU ITU IKAN?” bertanya Toba dengan penuh kebingungan. “Saya adalah seorang puteri yang telah dihalangi oleh kutukan atas pelanggaran hukum raja,” balas perempuan tersebut. “Syukur atas pembebasanmu daripada kutukan ini. Sebagai gantinya, Saya rela jika Kamu menjadikan saya sebagai isteri,” lanjut perempuan itu.

Tanpa ragu, sang petani langsung menyetujui proposal tersebut. Ia berkata, “Oke, aku sepakati.” Akan tetapi, si perempuan memberikan syarat akhirnya. Dia memohon agar ia bersumpah untuk tak membocorkan rahasia dirinya yang sebenarnya adalah sebuah ikan. “Apabila sumpahmu melanggar, pasti ada malapetaka besar yang bakal terjadi,” tegasnya dengan pandangan penuh kekuatan dan ketulusan.

Beberapa bulan setelah pernikahan, kegembiraan Toba semakin meningkat ketika istrinya menyambut kelahiran putra kandungnya yang dinamai Samosir. Putranya ini berkembang menjadi bocah yang sungguh gagah dan tangguh; namun ia memiliki suatu kebiasaan yang sering kali membingunkan para penontonnya.

Samosir selalu merasa lapar dan tak pernah puas. Suatu hari, sang ibu memberikan padanya misi untuk membawa makanan dan air minum ke ladang tempat bapaknya sedang bertugas. Akan tetapi, ia malah meninggalkan tanggung jawab tersebut. Dia justru menghabiskan semua hidangan yang dikirimkan bagi ayahnya lantas tidur dengan nyenyak dalam satu gubuk. Akibat ketidakmampuan lagi menahan rasa laparnya, Bapak Toba pun langsung pulang kerumah. Dalam proses kembali ke rumah, si petani ini menyaksikan putranya tertidur lelap di sebuah gubuk. Lalu, beliaulah yang kemudian membangunkannya sambil berkata,”Hai Samosir, ayo bangun!”.

Setelah sang putra bangkit dari tidurnya, si petani segera bertanya tentang makannya. “Makanan untuk Bapak kemana?” tanya Pak Toba. “Telah kukonsumsi sudah,” balas Samosir. Setelah mendengarkan penjelasan itu, Pak Toba pun langsung mengomeli anaknya. “Kau tak berperikemanusiaan! Engkau lupa diri! Anak durhaka!” seru Pak Toba sambil tidak menyadari bahwa ia telah melanggar kesepakatan dengan istrinya.

Sesudah sang petani berkata demikian, secara instan anak serta istrinya lenyap tak terlihat. Lalu dari jejak kaki mereka muncullah semburan air sungguh kuat bersama-sama dengan guyuran hujan lebat dan kilatan petir. Air pun membanjiri area di sekitarnya dengan kedalaman luar biasa dan luasannya begitu ekstensif sampai-sampai menciptakan suatu danau baru. Danau ini kemudian populer sebagai Danau Toba.

7. Keaslian dan Sejarah Danau Maninjau

Di suatu desa di bawah pegunungan Gunung Tinjau terdapat cerita menarik mengenai gunung ini. Kawahnya yang begitu besar dengan cepat bertransformasi menjadi telaga cantik. Mitos lokal menjelaskan fenomena itu melalui kisah Bujang Sembilan. Ini merujuk pada kelompok sepuluh saudara laki-laki yang mendiami sebuah dusun di lereng Gunung Tinjau.

Bujang Sembilan ini meliputi Kukuban, Kudun, Bayua, Malintang, Galapuang, Balok, Batang, Bayang, serta Kaciak. Faktanya, mereka adalah sepuluh saudara kandung termasuk satu orang adik perempuan yang dikenal sebagai Siti Rasani. Orangtua mereka telah tiada cukup lama, menjadikan sang kakak tertuanya, yaitu Kukuban, bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dalam keluarga tersebut.

Mereka pun tetap diklasifikasikan sebagai saudara dengan pemimpin desa setempada, yakni Datuk Limbatang. Baik Bujang Sembilan maupun Siti Rasani merupakan anak-anak rajin hingga sang pamarnya sendiri, Datuk Limbatang, sering kali mendidik mereka dalam hal pertanian serta pengetahuan tradisional. Ini semua tidak lepas dari komitmen Datuk Limbatang pada kakaknya, sekaligus ibu dari kedua belas orang adek-adek mereka tersebut.

Tiap kali mereka berkunjung ke lokasi Bujang Sembilan, istrinya yakni Ibu Giran beserta anak laki-lakinya ikut serta. Pria-pria tersebut bekerja di ladang sedangkan wanita-wanita mencuci pakaian dan masak di dalam rumah. Selama periode itu, keterampilan Bujang Sembilan menata persawahan terus meningkat sehingga memberikan panen yang sangat besar. Di saat bersamaan, Siti Rasani mulai menjelma sebagai gadis muda yang elok hati dan berbudi pekerti baik. Ternyata tanpa disadari, hubungan sering bertemu ini menyebabkan timbulnya rasa suka antara Siti Rasani dengan Giran.

Setelah mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara di hadapan kedua belah keluarga, akhirnya pasangan tersebut mendapatkan persetujuan dari masing-masing pihak. Mereka hidup bahagia sampai tiba festival panen tahunan, saat itulah terjadi kontes kemahiran silat antara Kukuban dan Giran. Dalam pertarungan ini, serangan yang ditahan Giran menyebabkan kakinya Kukuban cedera parah, menjadikannya malu sebagai anak tertua. Sejak insiden itu, Kukuban bertekad balas dendam. Suatu hari, Datuk Limbatang datang membawa maksud Giran ingin melamar Siti Rasani.

Kukuban menolak dengan keras niat baik tersebut lantaran masih menyimpan rasa benci kepada Giran. Keputusan ini membuat Siti Rasani dan Giran sangat sedih, sehingga mereka memilih bertemu di tepi Sungai untuk membahas bagaimana dapat melangsungkan pernikahan mereka. Meski telah melakukan diskusi yang cukup lama, tetap saja tak ada solusi yang ditemukan. Akibatnya, Siti Rasani memutuskan untuk pulang. Namun saat hendak meninggalkan tempat itu, sebuah tanaman berduri menusuk sarung yang dia pakai, hingga kakinya terluka. Tanpa ragu, Giran langsung mencari tanaman pengobatan alami demi menyembuhkan lukanya sang kekasih.

Tiba-tiba Bujang Sembilan muncul bersama para penduduk desa lainnya, membawa kemarahan besar sambil mengucapkan tuduhan tak senonoh kepada mereka berdua. Sebuah sidang tradisional digelar guna menentukan masa depan pasangan kekasih itu; tetapi Bujang Sembiran terus-menerus menjebak kedua orang ini. Pendapat atau pertahankan hak-hak Siti Rasani serta Giran sama sekali tidak dipertimbangkan dan akhirnya vonis dibacakan dengan dalih agar komunitas mereka dapat melindungi diri dari bencana.

Mereka berdua kemudian diantarkan menuju kawah Gunung Tinjau, putusan penghakiman menetapkan bahwa Siti Rasani dan Giran harus dilempar ke dalam kawah tersebut. Sebelum mereka dibuang, Giran mengajukan doa kepada Tuhan untuk memohon keadilan, dengan harapan bila dirinya tak bersalah maka gunung itu meledak, sementara Bujang Sembilan akan menerima kutukan.

Tepat sekali, sesaat setelah kedua tokoh tersebut dilemparkan ke dalam kawah, gunung itu meledak dengan ganas, menyebabkan aliran lava yang merenggut nyawa semua orang tanpa satupun yang bertahan. Kemudian, bekas ledakannya berkembang menjadi suatu depresi yang terisi oleh air hingga akhirnya membentuk sebuah danau yang memesona. Di sisi lain, Bujang Sembilan menerima kutukan; mereka bertransformasi menjadi ikan dan tinggal di danau ini, sekarang dikenal sebagai Danau Maninjau.

8. Sejarah terciptanya Instagram

Dikutip dari buku

Bahasa Indonesia Kelas XII

oleh Maman Suryaman, ada sebuah kisah bersejarah pendek yang menarik untuk diceritakan kepada anak-anak:

Instagram pastinya bukanlah hal yang baru bagi sebagian besar orang. Aplikasi sharing foto dan video ini memberikan kemampuan kepada para pengguna untuk mengabadikan gambar, menggunakan filter digital, menambahkan efek, lalu mempublikasikannya di beragam jaringan media sosial, termasuk pada platform Instagram itu sendiri.

Instagram terdiri dari dua bagian pokok yaitu istilah “insta”, yang merujuk pada sesuatu yang instan serupa dengan konsep gambar Polaroid yang dikenal sebagai foto instan. Sementara itu, kata “gram” bisa dikaitkan dengan telegram di mana tujuannya adalah menyampaikan beberapa informasi kepada orang lain secara cepat dan efisien.

Perusahaan Burbn, Inc yang demikian

start up

Teknologi yang secara khusus fokus pada pengembangan dan produksi aplikasi untuk ponsel pintar muncul sekitar tahun 2010.

Awalnya, Burbn, Inc menekankan pengembangan semua fitur bahasa pemrograman yaitu HTML5. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangannya, Mike Krieger serta Kevin Systrom sebagai kepala eksekutif perusahaan tersebut memutuskan untuk fokus hanya pada aspek tertentu saja.

Selama satu minggu penuh, mereka terus merumuskan beberapa konsep potensial untuk menghasilkan keuntungan. Akhirnya, kedua pemimpin perusahaan ini sukses meluncurkan versi awal Instagram. Seperti halnya

prototype

Secara umum, rilisan pertama dari Instagram tersebut masih mempunyai berbagai kekurangan di setiap aspek sistemnya.

Setelah melewati beberapa tahapan pengembangan untuk aplikasi Burbn yang kemudian menjadi Instagram, akhirnya bisa dicoba pada perangkat iPhone. Meski demikian, masih ada cukup banyak fitur yang belum dikategorikan dengan tepat.

Bagi Kevin dan Mike, merombak semua fitur yang sudah ada dan kembali ke titik awal adalah hal yang sulit. Mereka akhirnya memutuskan fokus hanya pada aspek foto, komentar, dan suka. Dari sinilah konsep dasar pembentuk jaringan sosial Instagram modern mulai muncul.

Pada tanggal 9 April 2012, dikabarkan kabar penting bahwa saham dan kepemilikan Instagram bakal ditransfer kepada Mark Zuckerberg sebagai pendiri Facebook melalui transaksi sebesar 1 miliar dolar yang terdiri dari uang tunai serta saham.

Instagram kini sudah sangat digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari orang dewasa hingga anak muda. Kemudahan penggunaannya serta fasilitas yang tampak modern turut meningkatkan popularitasnya setiap tahun. Melalui media sosial Instagram, kita bisa mengikuti semua kegiatan sahabat atau kerabat cukup dengan memerhatikan gambar dan videonya saja.

9. Kegoncian di Majapahit (S. H. Mintardja)

Setelah Raden Wijaya sukses menjabat sebagai Raja Majapahit pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana, ia tak lupa menghargai usaha keras para senopati (perwira) yang telah loya loyal mendukungnya dari awal hingga akhir. Ia memberikan pangkat pada mereka semua. Ronggo Lawe dipromosikan ke jabatan adipati di wilayah Tuban sementara sisanya juga menerima penghargaan serupa. Hubungan antara sang raja dan para pendampingnya sangat dekat serta harmonis mulai dari tahap awal peperangan hingga kedudukan Raden Wijaya sebagai raja tercapai.

Namun, guncangan pertama yang mempengaruhi hubungan tersebut terjadi saat Sang Prabu sudah menikah dengan empat putri mantan Raja Kertanegara, lalu ia kembali menikahi seorang putri dari Melayu. Sebelum sang Putri asal Tanah Melayu itu menjadikan dirinya sebagai istri kelima, Sang Prabu Kertarajasa Jayawardhana telah mengambil sembilan putri dari mantan Raja Kertanegara untuk mencegah timbulnya rasa benci serta persaingan kekuasaan di masa depan.

Keempat wanita kerajaan tersebut ialah Dyah Tribunan sang permaisuri, selanjutnya ada Dyah Nara Indraduhita sebagai yang kedua, kemudian Dyah Jaya Inderadewi menempati urutan ketiga, serta dikenal pula dengan nama Retno Sutawan atau Rajapatni yang artinya “yang tercinta”. Hal ini lantaran putri bungsunya mantan Raja Kertanegara ini merupakan istri favorit baginya.

Dyah Gayatri sang anak bungsu memang sangat memesona layaknya dewi dari khayangan, namanya sudah tenar di seluruh tanah air dan keindahannya menjadi sorotan favorit bagi para penulis pada zamannya. Namun, suatu hari tim militer yang pernah dikirim oleh almarhum Raja Kertanegara ke kerajaan Melayu muncul kembali. Tim tersebut disebut sebagai Tentara Pamalayu dengan pimpinan seorang prajurit tangguh bernama Kebo Anabrang atau juga dikenali sebagai Mahisa Anabrang, sebuah gelar yang diberikan raja untuk mencerminkan misinya melintasi lautan menuju Negeri Melayu.

Tim ekpedisi sukses besar ini juga mengantarkan kembali dua puteri berkelana kembar. Yang bungsu, yakni yang lebih muda bernama Dara Petak, Sang Raja Kertarajasa jatuh cinta pada pesonanya; ia pun mengekawinnya sebagai ratih kelima belasannya. Tak butuh waktu lama untuk diketahui bahwa Dara Petak adalah rival utama bagi Dyah Gayatri, sebab dia benar-benar elok serta mahir dalam bertindakan. Sang Raja amat menyayangi permaisuri barunya tersebut hingga memberinya gelar Sri Indraswari usai perkawinan itu disahkan.

Timbullah perlombaan rahasia antar para isteri tersebut, yang pastinya sangat menegangkan. Mereka bersaing untuk mendapatkan cinta serta perhatian dari Sri Baginda agar dapat meninggikan martabat dan kuasa mereka sendiri.

Jika Raja tidak sadar tentang kompetisi tersebut, dampak dari persaingan itu dirasakan dengan jelas oleh para prajurit senior dan mulai muncul pertentangan rahasia di antara mereka. Sebagian condong ke arah Dyah Gayatri, cucu mantan Raja Kertanegara, sementara sebagian lainnya lebih memilih Dara Petak, keturunan kerajaan Melayu.

Tentu saja Ronggo Lawe, sebagai sosok yang sangat loyal sejak masa Prabu Kertanegara, mendukung Dyah Gayatri. Akan tetapi, mengingat penghargaannya pada Sang Prabu Kertarajasa yang arif, pertikaikan serta rasa benci yang dilancarkan secara sembunyi-sembunyi tersebut belum berkembang menjadi permusuhan terbuka.

Sepertinya tidak banyak peristiwa luar biasa yang timbul setelah Dara Petak memasuki hidup Sang Prabu, jika bukan karena satu hal yang menyulut kemarahan Ronggo Lawe: penunjukan patih pemegang tampuk kekuasaan kerajaan, yakni Patih Kerajaan Mojapahit. Orang ini pun dipromosikan oleh Sang Prabu menjadi pejabat tertinggi kedua setelah sang raja, yaitu Senopati Nambi.

Penunjukkan tersebut cukup dipengaruhi oleh godaan Dara Petak. Setelah mengetahui tentang penobatan patih baru itu, wajah Adipati Ronggo Lawe pun menjadi memerah. Saat ia mendengarkan kabar ini, dirinya tengah menyantap makanan seperti biasanya disuguhkan oleh dua istri setianya, yakni Dewi Mertorogo dan Tirtowati.

Setelah mendapat informasi tersebut langsung dari seorang detektif yang bertamu saat tuan adipati tengah menyantap hidangan, Ronggo Lawe merasa sangat murka. Bola nasi yang telah dipetaknya dilemparkan dengan kasarnya ke lantai, dan dalam ledakan emosi tersebut, tuan adipati memanfaatkan ilmu kesaktiannya sehingga bola nasi itu lenyap tertelan oleh permukaan tanah. Selanjutnya, suara retak bergema bersamaan dengan patahnya salah satu kaki meja akibat ditekanya kuat-kuat oleh tangan tuan adipati sampai rusak parah.

“Kakangmas adipati… mohon Paduka tetap tenang…,” Dewi Mertorogo menenangkan suaminya.

Percayalah, Kakangmas Adipati… sebenarnya bukan hal yang bagus untuk menaruh berkat ibu pertiwi dengan cara tersebut…” Tirtowati pun memberi peringatan bahwa melempar nasi ke lantai demikian dianggap sebagai penghormatan kepada Dewi Sri dan bisa membawa sial.

Namun, Adipati Ronggo Lawe bangkit berdiri dan biarkan tangan kirinya dibersihkan oleh dua istrinyanya yang mencoba untuk menenangkannya.

“Harus pergi tepat saat ini!” ujarnya.

“Secepatnya perintahkan si Mego Lamat untuk bersiap di depan! Saya akan segera berangkat menuju Mojopahit!” Mego Lamat merupakan salah satu dari kuda favorit Adipati Ronggo Lawe, sebuah hewan yang sangat cantik dan kuat dengan bulu berwarna kelabu muda. Segala upaya penolakan dari kedua istri beliau tak ada gunanya karena sang adipati tengah murka.

Tidak lama setelahnya, hanya terdengar langkah cepat Mego Lamat yang berlarian dengan cekatan, menyela keheningan di dalam bangunan kerajaan tersebut. Suara ini menusuk hati kedua wanita yang saling mencintai dan khawatir akan nasib suami mereka yang sedang bertengkar hebat.

Saat itu, si Prabu tengah ditemui oleh para senopati dan punggawanya. Para penghadir semuanya pernah berperang bersama Ronggo Lawe, dan mereka sangat terkej shock saat melihat Ronggo Lawe tiba-tiba muncul untuk bertemu dengan sang raja tanpa diajak panggil lebih dahulu. Padahal, sebelumnya Adipati Tuban belum juga berkunjung ke istana baginda meskipun telah cukup lama absen.

Prabu pun melihat dengan alis terkatup menunjukkan ketidakpuasan, tetapi karena Ronggo Lawe telah lama jadi sandaran baginya saat ia dulu masih bertarung, sang Prabu mengabaikan kekecewaannya dan langsung menyapa Ronggo Lawe.

Dalam kemarahan dan kecewaannya, Adipati Ronggo Lawe tetap sadar akan kewajibannya untuk membungkuk hormat, namun begitu seremoni sopan santun ini usai, ia langsung merunduk dan bersuara keras-keras, “Saya telah sengaja hadir guna memperingatkan Bapa atas pelanggaran tanpa disadar oleh Bapa!” Wajah semua orang yang turut menghadiri pertemuan itu pun tampak pucat ketika mendengarkan perkataan tersebut, membuat detak jantung mereka bertambah cepat dan gemetar.

Semua orang sudah sangat familiar dengan karakter serta kepribadian Ronggo Lawe, si banteng Mojokerto yang berani dan kuat, tetapi juga lugas dan tulus, tanpa ada basa-basi saat menyampaikan pendapatnya. Dia tak akan mundur sedikitpun ketika melindungi apa yang dia yakini sebagai kebenaran. Dengan tatapan fokus, sang raja lantas berkata dengan nada stabil, “Ronggo Lawe, bisakah kau jelaskan lebih lanjut maksud dari kata-katab katamu tersebut?”

Apa yang saya ingin sampaikan ialah penunjukan Nambi menjadi asisten Anda! Saya rasa keputusan tersebut sangatlah salah, kurang bijaksana, dan saya percaya bahwa Anda pasti sudah dihasut atau dipengaruhi oleh orang-orang tertentu! Menjadikan Nambi sebagai pegawai tinggi negara memang sebuah kesalahan besar, tak sesuai dengan aturan, serta tidak adil. Seharusnya Anda dikenal sebagai seorang penguasa cerdas, bijaksana, dan beradab!

Luar biasa betul kata-kata Ronggo Lawe kali ini! Dengan bebasnya, ia sebagai adipati, tidak menunggu undangan langsung bertemu raja dan menyampaikan kritik tajam begitu! Wajah Patih Nambi pun terlihat berganti-ganti antara pucat dan merah, kedua tangannya digenggam erat lalu dilepas lagi sambil getaran bisa dilihat dari jarinya. Sedangkan wajah Senopati Kebo Anabrang memerah layaknya udang rebus, matanya yang besar tampak bersinar-sinarnya saat dia melirik ke arah Ronggo Lawe.

Lembu Sora yang telah berusia lanjut tersebut semakin pucat wajahnya, tidak menyangka keponakannya akan begitu berani. Bahkan senopati-senopati seperti Gagak Sarkoro dan Mayang Mekar pun melototi dengan mata membuka lebar-lebar.

Singkat ceritanya, seluruh jenderal beserta para pemimpin yang hadir di depan si prabu pada waktu itu dan mendengarkan perkataan Ronggo Lawe, semuanya kaget, dan kebanyakan sangat marah. Namun, mereka tak berani campur tangan karena menyantrungi sang Prabu.

Namun demikian, Sang Prabu Kertarajasa tetap tenang hingga akhirnya tersenyum sambil menatap Ronggo Lawe, pengawal setianya tersebut. Lalu dengan lembut ia berbicara, “Teman terpercayaku, Ronggo Lawe, langkahku untuk menjadikan Kakang Nambi menjadi patih hamangkubumi bukanlah sebuah tindakan sembarangan, melainkan hasil pertimbangan matang yang sudah disetujui oleh seluruh paman-pamanku serta para senopati dan segala bentuk bawahannya.”

Bagaimana Kakang Ronggo Lawe bisa menyebutkan bahwa promosi tersebut tak sesuai dan kurang adil? Wajahnya memerah, bulunya yang mirip dengan sang Gatotkaca gemetarkan sementara dia bernapas cepat akibat kemarahan. Lalu dengan suara keras, Ronggo Lawe menjawab, “Sudah pasti tak tepat! Bapak Mahkota juga mengetahui betul tentang sosok Si Nambi ini! Tentu saja beliau masih ingat atas semua perbuatan serta sikapnya di masa lalunya! Ia adalah orang yang ceroboh, rapuh, tanpa nilai moral, pengecut, bahkan total kehilangan otoritas.”

10. Latar Belakang Rumah Kaca oleh Pramoedya Ananta Toer

Pekembangan gerakan politik dari para pengasingan asal Nederland, yaitu Sneevliet dan Baars, menjadi lebih intensif di wilayah Jawa Timur, terutama di Surabaya. Mereka sering kali mengadakan pidato dimana saja layaknya tidak pernah merasakan haus. Melarikan diri dari konflik internal di Nederland menuju Hindia, mereka menempatkan diri sebagai pahlawan tanpa saingan, seolah-olah Hindia adalah milik mereka sendiri dengan naungan demokrasi. Untung bagi mereka bahwa aktivitas ini dilakukan di antara kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa Belanda, termasuk lapisan bawah masyarakat serta individu-individu yang cenderung tertutup.

Meskipun mereka berasal dari kalangan Eropa dan sebenarnya bukan urusan saya, namun dengan paksa atau sukarela mereka ikut campur dalam hal-hal yang menjadi tanggung jawab saya. Mereka menunjuk Surabaya sebagai tempat utama aktivitasnya karena di sana berlokasi kantor pusat Syarikat Islam. Mereka berniat melakukan pengaruh langsung maupun tidak langsung kepada organisasi tersebut. Bapak Mas Tjokro, sang “kepala kerajaan” yang belum dewasa dalam dunia politik, perlu dilindungi agar tetap tahan terhadap upaya-upaya influensinya. Ia harus lebih fokus pada keyakinannya sendiri ketimbang cenderung mendukung pihak-pihak pro-Eropa yang ekstremis.

Rencana untuk menghadapi si “kaisar” sudah kukumpulkan secara detail setelah dia mencoba mendorongku dengan berbagai metode. Namun, itu belum cukup. Dia bahkan mulai menggunakan ancaman seperti takut telah ditipu atau dipalsukan olehku.

Cara mana tuan boleh menentukan bahawa mereka bertujuan untuk mempengaruhi Syarikat Islam? Adakah tuan dapat menguatkankannya?

Ucapan yang mencurigakan tentang kemampuanku benar-benar mengganggu harga diriku. Seharusnya dia dapat bersikap lebih bijak lagi.

Sungguh,” ucapku sambil merasakan beban yang mendesak. “Yang harus menggambar kesimpulan dan memberi bukti adalah tuan, bukannya sebaliknya seperti ini. Mereka tidak berasal dari tempat ini.

Rumah pancingku hanyalah membuat Syarikat semakin jauh daripada mereka. Tujuannya adalah untuk menghindari pengaruh tersebut. Beberapa hari setelahnya, rumah pancing itu dipasang tanpa sepengetahuan saya. Lalu sebuah catatan dari sahabatku menunjukkan bahwa dia tidak merasa cukup hanya sekadar menjaga jarak. Dia berpendapat harus diambil tindakan lebih lanjut hingga konflik pecah antara keduanya.

Menyuarakan perbedaan antara dua kelompok dengan sudut pandang dan sikap yang bertolak belakang memang sangat mudah. Namun, hal tersebut bisa menimbulkan konflik yang panjang. Perusahaan kemungkinan besar akan melihat keduanya sebagaimana cara pandang terhadap orang-orang Eropa secara umum, sehingga rasa benci yang ditujukan kepada Belanda pun dapat muncul. Sementara itu, sayap Marco, yang hithupini belum memiliki lapangan untuk berkembang, pasti akan memanfaatkan momen ini.

Jika dia terlepas dari bimbingan Mas Tjokro, mungkin saja ia akan menjadi ancaman yang besar. Progresse semacam ini tidak sepenuhnya direncanakan.

Pada hari yang sama, aku membalas notanya. Hasilnya, sekujur kemarahan pun mengucarnya.

Bapak sudah berniat untuk menentang pemerintahan?

Karena saya sadar bahwa ideanya tidak akan berhasil tanpa rancangannya dan tandatangan saya, maka saya menghadapinya dengan sebuah usulan.

Bila instruksi tersebut disampaikan kepada saya setelah gelar ‘tenaga ahli’ itu dicabut oleh pemerintah provinsi, saya akan melaksanakan hal itu tanpa ragu, Bapak. Jika tidak, saya tetap memiliki hak untuk menolak.

Wajahnya menjadi merah padam akibat kemarahan. Iya, iya, kamu akan aku mainkan, Tuhan. Ayo kita periksa siapakah yang lebih bertahan.

Namun, dia tidak memaksakan diri dan meninggalkan tempat dengan geram. Catatan berikutnya tiba, mengandung nada ketidakpercayaan terhadap saya sebagai pendukung salah satu dari organisasi-organisasi itu.

Tentu saja dia tidak tahu siapa Pangemanann. Orang yang bernama Pangemanann ini menjadi Algemeene Secretaris, maka mustahil bagi seseorang untuk dengan mudah mendapatkan sedikitpun informasi tentang posisinya. Saya menyimpan catatan tersebut dengan hati-hati dan tidak memberikan jawaban apapun.

Kini saatnya dia mulai mencari-cari celah. Aku pun memulai dengan mengingat-ingat urutan kerjaku dari tahun 1912 hingga awal tahun 1915. Satu-satunya hal yang dapat dituduhkan adalah analisis sederhana terhadap naskah-naskah Raden Mas Minke yang kukira tak memiliki nilai penting. Kusimpanlah naskah-naskah tersebut di rumah sebagai koleksi pribadiku sendiri. Oleh karena itu, analisis yang kurang mendalam ini mungkin membuka ruang bagi tuduhan bahwa aku sembunyikan beberapa pandangan atau fakta.

Aku mengerti bahwa naskah-naskah tersebut lebih bersifat privat ketimbang publik. Aku ungkapkan juga jika naskah itu sudah kukhancurkan dengan membakarnya di meja kerjaku menggunakan toples kalengan kecil dari ruanganku sendiri. Meski demikian, persiapan pun tak bisa kurabaikan.

Pidato Sneevliet mulai tersebar dalam versi Melayu pada beberapa suratkabar di kota seperti Sala, Semarang, Madiun, dan Surabaya. Demikian juga dengan pidato-pidato oleh Baars yang lancar menggunakan bahasa Melayu maupun Jawa. Namun, media massa di daerah Jawa Barat serta Betawi seolah tetap diam. Dampaknya semakin meluas di kalangan penduduk asli. Sepertinya dampak tersebut bisa dibandingkan dengan sebuah roda; begitu seseorang memahami dan mengadopsinya, maka hal itu menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup mereka.

Di pertunjukan langsung di Sala, terbukti bahwa pengaruh tersebut berfungsi. Peran yang dipertunjukkan saat itu adalah Surapati. Beberapa pekan kemudian, ternyata aktor yang memerankan Surapati adalah orang yang sama: Marco.

Khususnya, saya siapkan diagram jaringan dampaknya. Dalam hitungan satu minggu, terlihat bahwa dampak tersebut seperti rembesan air hujan yang menyemburat dan menetes ke berbagai pelabuhan di Jawa Tengah dan Timur, meresap ke dalam daratan serta mengalir ke seluruh area perkebunan tebu—setiap area perusahaan gula.

Dewan Hindia telah merengek kepada Gubernur Jenderal, sebagaimana saya tangkap dari percakapan beberapa orang, agar petugas-petugas polisi dengan pengetahuan dan pengalaman mereka dalam mengawasi aktivitas politik masyarakat lokal dimutakhirkann statusnya guna menangani masalah tersebut. Polri daerah yang telah menginisiasi tindakan ini perlu mendapatkan persetujuan resmi, serta lembaga koordinator harus didirikan untuk menyokong pendirian bagian spesial ini.

Alasan utama dari permintaan tersebut adalah aktivitas politik kaum pribumi yang terus meningkat dan hubungan antara Kerajaan dengan Hindia menjadi lebih dekat. Meskipun ada rencana pengiriman pasukan militer dari Kerajaan, hal ini tidak akan mungkin direalisasikan pada masa Perang Dunia. Oleh karena itu, TNI (Angkatan Pertahanan Hindia) harus ditingkatkan agar siap mengatasi berbagai skenario yang mungkin timbul.

11. Figur wanita pemberani bernama Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien merupakan seorang Pahlwan Nasional Indonesia yang dilahirkan pada tahun 1848 di Kerajaan Aceh. Dia berasal dari latar belakang keluarga aristokrasi yang sangat menekankan pentingnya keagamaan.

Cut Nyak Dien dilahirkan oleh pasangan yang dikenal sebagai Teuku Santa Setia dan Putri Uleebalang Lampagar. Dari pernikahannya dengan Ibrahim Lamnaga, dia dikaruniai seorang anak laki-laki.

Cut Nyak Dien juga dikaruniai seorang anak laki-laki dari perkawinannya yang kedua dengan Teuku Umar dan diberi nama Cut Gambang. Upaya Cut Nyak Dien untuk mengusir penjajah Belanda tidak berlangsung mulus tanpa hambatan apa pun.

Cut Nyak Dien beserta Teuku Umar dikenal menerapkan strategi Hed Veraad. Strategi ini membuat pasangan itu harus pura-pura ikut bekerja sama dengan penjajah Belanda. Setelah mengumpulkan informasi tentang rencana Belanda, Cut Nyak Dien kemudian melakukan upaya untuk merebut kembali kendali dari mereka. Akan tetapi, usaha Teuku Umar dalam serangan terhadap tentara Belanda tidak berhasil.

Titik awal pertempuran melawan kolonialisme selanjutnya diteruskan oleh Cut Nyak Dien ketika dia masih sangat muda. Akan tetapi, disayangkan sekali Belanda berhasil menangkapnya di daerah Beutong Le Sageu.

Cut Nyak Dien dijadikan sebagai teladan bagi wanita Indonesia, mirip dengan R.A. Kartini, karena wanita pada masa lalu kurang mendapat penghargaan secara luas.

12. Sejarah terbentuknya ASEAN


ASEAN/Foto: Getty Images/Aj_OP

ASEAN adalah akronim dari Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara yang bertindak sebagai suatu organisasi dengan fokus pada bidang ekonomi dan geopolitik bagi negara-negara di region tersebut. Awal pembentukan ASEAN dipicu oleh adanya sejumlah persamaan antar negara pencipta beserta permasalahan konflik yang sedang berlangsung waktu itu.

Zaman tahun 1960-an membawa tantangan tersendiri bagi negeri-negeri di Asia Tenggara. Banyak perbedaan pendapat yang muncul, entah itu dalam lingkaran domestik atau melintasi batas-batas nasional. Lokasi geografisnya yang vital membuat area ini jadi penting buat berbagai faksi internasional; misalnya saja Vietnam dan Filipina sebagai pusat aktivitas Blok Timur dan Barat. Di samping itu, pertempuran bersenjata pun mereda di negara-negara seperti Laos, Vietnam, dan Kamboja. Perang saudara juga sempat menghanguskan hubungan antar bangsa, contohnya konflik antara Indonesia dengan Malaysia, serta ketegangan antara Kamboja dan Vietnam.

Masalah-masalah tersebut mempengaruhi kestabilan pertahanan serta perekonomian di negera-negeri Asia Tenggara. Sebagai akibatnya, sejumlah tokoh kepemimpinan mengambil langkah-langkah proaktif guna mewujudkan lingkungan yang aman dan harmonis bagi wilayah Asia Tenggara melalui pembentukan ASEAN.

13. Perkembangan transportasi darat

Transportasi darat telah ada sejak jaman dahulu. Terdapat berbagai macam bentuk transportasi darat saat itu, antara lain kuda tunggang, kereta yang didorong oleh kuda, gerobak, serta sepeda. Ironisnya, jenis-jenis kendaraan bermotor tersebut masih bergantung pada kekuatan binatang dan manusia agar bisa bergerak dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

Setelah abad ke-18, kendaraan dengan mesin baru akhirnya hadir di panggung sejarah. Namun demikian, teknologi mesin utama mereka adalah mesin uap. Tentara Prancis memperkenalkan dan menggunakan jenis transportasi ini mulai tahun 1870-an guna membawa perlengkapan militer mereka. Kendaraan tersebut dilengkapi dengan sistem tiga roda penggerak dan hanya bisa melaju sedikit lebih cepat daripada laju berjalan seseorang.

Sepuluh tahun setelahnya, mesin diesel berhasil diciptakan. Temuan ini semakin ditandai dengan penciptaan mesin diesel tenaga surya di akhir abad kesembilan belas, tepatnya sekitar tahun 1880-an. Ini merupakan titik balik signifikan dalam perkembangan transportasi otomotif, terutama berkaitan dengan evolusi mobil. Dengan adanya teknologi baru tersebut, konsumsi bahan bakar menjadi lebih hemat sementara performa kendaraannya meningkat pula. Mulai dari situ, mobilitas menggunakan mobil menjadi semakin populer dikarenakan tingkat kenyamanan serta fleksibilitasnya yang memungkinkan orang menggunakannya secara bebas sesuai kebutuhan mereka. Kemajuan besar dalam bidang manufaktur otomotif dimulai ketika Henry Ford menerapkan sistem produksi masal untuk menciptakan model mobil yang relatif murah.

Perkembangan terbaru dalam bidang transportasi darat meliputi kereta api berbasis teknologi maglev, singkatannya dari Magnetic Levitation.

magnetic levitation

), yang diciptakan oleh seorang insinyur dari Inggris bernama Eric Laithwaite pada tahun 1950.

ternyata, sektor transportasi memiliki sebuah riwayat yang cukup panjang. Kemajuan dalam bidang transportasi telah memberikan kontribusi besar dengan menyederhanakan perjalanan bagi manusia, mengakselerasi distribusi komoditas diantara wilayah-wilayah berbeda serta mendorong percepatan pada proyek-proyek pembangkitan sarana prasarana.

14. Sejarah Hari Kemerdekaan yang Jatuh pada Tanggal 17 Agustus 1945

Indonesia sudah memperingati kemerdekaannya selama lebih dari tujuh puluh tahun. Pada tanggal 17 Agustus 1945, negara ini akhirnya mencapai kebebasannya sendiri. Tetapi sesuai dengan apa yang kita sadari, kemerdekaan itu tidak didapat secara mudah dan mendadak. Bukan juga hasil kesepakatan bebas dari siapa pun. Justru demikianlah, kedaulatan yang dimiliki oleh Indonesia adalah berkat serangkaian peristiwa historis yang signifikan.

Dimulai dengan penciptaan berbagai organisasi guna mempersiapkan kedaulatan bangsa, di mana yang pertama kali diciptakan adalah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada bulan Maret tahun 1945. Organisasi tersebut memiliki tugas menyusun landasan negara, hal itu akhirnya disahkan menjadi Pancasila. Setelah landasan negara telah ditetapkan, BPUPKI dibubarkan dan digantikan oleh sebuah badan baru.

Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan, kemudian diganti dengan pembentukan PPKI serta Panitia 9 yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Proses berikutnya adalah penyusunan teks proklamasi yang dilakukan di malam hari tanggal 16 Agustus, tepat setelah Ir. Soekarno dan M.Hatta pulang dari Rengasdengklok.

Penyusunan naskah proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Maeda dan berlanjut sampai larut malam. Naskah tersebut disusun secara bersama-sama oleh para peserta yang hadir, lalu ditanda tangani oleh Ir. Soekarno dan M. Hatta mewakili rakyat Indonesia. Kemudian, teks Proklamasi diberikan kepada Sayuti Melik agar dicetak.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, yang merupakan hari berikutnya, teks Proklamasi dikumandangkan oleh Ir. Soekarno di rumahnya sendiri yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Pengucapan Proklamasi tersebut dilihat langsung oleh sejumlah pemimpin nasional antara lain Soewirjo, Trimurti, serta Ahmad Soebarjo, bersama dengan masyarakat Indonesia lainnya sebagai saksi.

Saat proklamasi tersebut dibacakan, Indonesia secara resmi mengumumkan kemerdekaannya. Setelah itu, informasi tentang kemerdekaan disebarkan luas menggunakan sarana-sarana pers yang ada waktu itu. Berita ini menyebar pesat lewat koran-koran dan siaran radio di seluruh tanah air. Akhirnya, pengumuman kemerdekaan sampai ke tangan masyarakat luas.

Kemerdekaan Indonesia sudah berlalu selama lebih dari 70 tahun, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebelum itu, agar dapat mempersiapkan kemerdekaannya, didirikan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dengan tujuan menyusun dasar negara atau Pancasila. Selanjutnya, Pembantu Presiden Komite Nasional Indonesia (PPKI) dibuat untuk meneruskan misi BPUPKI tersebut. Malam sebelum pengumuman proklamasinya, yakni pada tanggal 16 Agustus 1945, teks proklamasi disusun bersama-sama oleh para pemimpin nasional dalam kediaman Laksamana Maeda.

Selanjutnya pada hari berikutnya, diucapkan oleh Ir. Soekarno yang kemudian menjadi simbol dari kemerdekaan Indonesia. Sesudah itu, pengumuman tentang kemerdekaan tersebar dengan pesat lewat radio dan media cetak. Kemudian pemerintah langsung meresmikan undang-undang serta mendirikan MPR guna memperbaiki sistem pemerintahan negara tersebut.

15. Asal-usul Hari Ibu

Perayaan Hari Ibu di Indonesia dirayakan setiap tanggal 22 Desember. Pada hari itu kita mengenang kontribusi para ibu yang telah berperan penting dalam pendidikan anak-anak mereka. Menghargai cinta serta kebaikan merupakan elemen khas yang selalu dikaitkan dengan arti dari Hari Ibu.

Umumnya, hari tersebut dirayakan dengan memberikan hadiah atau kejutan kepada para ibu. Jika acara itu diselenggarakan di sekolah, seringkali terdapat paradepada mana siswa-siswi memakai pakaian adat setempat. Selain itu, juga bisa berupa perlombaan bagi anak-anak bersama dengan ibunya.

Di hari yang lazim diperingati sebagai momen untuk mengekspresikan cinta kepada ibu, sering kali anak-anak melakukan tindakan penuh kehangatan serta tidak seperti biasanya. Tetapi bagaimana asal-usul penunjukan 22 Desember menjadi Hari Ibu? Terdapat cerita tertentu yang dapat kita telusuri terkait dengan alasan memilih tanggal tersebut sebagai Hari Ibu.

Awal ceritanya erat hubungannya dengan kontribusi wanita dalam mendukung kemerdekaan. Mengingat peranan sosial mereka yang serupa beserta rasa cintanya, para wanita waktu itu bersatu padu guna meningkatkan mutu bangsa. Oleh karena itu, di masa pertamanya, Hari Ibu bertujuan untuk mengenang kegigihan para bunda tersebut.

Pada periode antara 22 dan 25 Desember 1928, para ibu atau wanita melakukan Kongres Wanita Indonesia Pertama di Yogyakarta. Di dalam acara tersebut, partisipannya menunjukkan harapan baru dengan menyatakan bahwa perempuan punya tekad berjuang bersama. Salah satu pendiri dari pertemuan ini sebelumnya turut serta dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Acara penting ini selanjutnya mendorong gerakan bagi kebebasan bersama oleh kalangan wanita.

Selanjutnya, dari tanggal 20 hingga 24 Juli 1935, kongres berlanjut yang dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia kedua diselenggarakan lagi. Acara ini dilaksanakan secara spesifik di Jakarta. Di sela-sela pertemuan tersebut terbentuklah Organisasi Kongres Wanita Indonesia. Selain itu, mereka juga mengambil keputusan tentang peranan wanita dalam peperangan. Mereka sepakat bahwa para wanita bertanggung jawab untuk memupuk rasa nasionalisme kepada putra-puteri mereka serta mendidik generasi muda akan nilai-nilai patriotisme dan tekad melindungi negara Kesultanan Indonesia.

Pada bulan Juli tahun 1938, digelar kongres lanjutan yakni Kongres Wanita Indonesia ketiga di Bandung. Dalam pertemuan tersebut ditetapkan bahwa tanggal dua puluh dua Desember menjadi hari ibu, suatu keputusan yang merupakan pengembangan dari hasil Kongres Wanita Indonesia kedua pada tahun 1935 di Jakarta. Tak hanya itu saja, kongres selanjutnya yang terjadi di Semarang pada tahun 1941 juga mendiskusikan tentang posisi wanita serta kesejahteraannya. Sedangkan Kongres Wanita Indonesia ke empat di Semarang mencoba mengadvokasi hak untuk memilih wanita dalam dewan kota.

Selanjutnya, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang Hari Ibu di tahun 1959. Menurut dekrit presiden nomor 316 dari tahun tersebut, Presiden Soekarno menetapkan Hari Ibu menjadi sebuah hari nasional tanpa status sebagai hari liburan resmi. Dekret ini menjelaskan bahwa acara bertaraf nasional ini bukanlah momen untuk cuti bersama.

Melalui keputusan ini, tiap tahunnya komunitas mengadakan perayaan Hari Ibu sebagai bagian dari acara nasional. Kini, Lembaga Kongres Perempuan Indonesia sudah berganti nama jadi Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Memang ada beberapa transformasi lain yang dialami oleh organisasi itu selain pergantian namanya saja. Hari Ibu, yang pada mulanya dirayakan untuk memperingati dedikasi wanita dalam pertarungan mereka, kini membawa arti baru.

Berikut adalah sebuah kisah bersejarah pendek dalam bahasa Indonesia yang pasti akan disukai oleh buah hatimu. Mudah-mudahan ini dapat memberikan wawasan baru bagi si kecil, bunda.

Pilihan Redaksi

  • 20 Naskah Cerita Pendek Bermacam Topik Yang Mengundang Dengan Pelajaran Etis

  • 17 Kumpulan Cerita Perjalanan Musim Panjang dengan Variasi Topik yang Menggoda

  • 5 ContohPidato Dalam Bahasa Arab Beserta Terjemahannya Untuk PR Anak Anda

Bagi Bunda yang mau

sharing

soal

parenting

dan bisa dapat banyak

giveaway

, yuk

join

Komunitas GenZ SpaceSquad. Untuk mendaftar, silakan klik disini.

SINI
.

Gratis!

Bagikan artikel

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada postingan ini.

Tap outside to close