GenZ Space
,
Jakarta
Dewan Emas Dunia yang dikenal juga sebagai World Gold Council (WGC) mengemukakan
bank sentral
Berbagai negara sudah memesan total 1.037 ton.
emas
Pada tahun 2023, angkanya mencapai pembelian tahunan tertinggi kedua dalam sejarah, di belakangi oleh rekor tertinggi 1.082 ton yang tercatat pada 2022.
Menurut situs web Asosiasi Pasar Emas Singapura (SBMA), bank sentral Tiongkok menjadi pemegang emas terbanyak di tahun 2023 setelah membeli tambahan sekitar 155 ton. Di posisi kedua ada bank sentral Polandia yang dikenal juga sebagai Narodowy Bank Polski (NBP) serta bank sentral Singapura yaitu Monetary Authority of Singapore (MAS). Kedua institusi ini mengumpulkan masing-masing 86 ton dan 75 ton emas.
Menurut hasil Survei Cadangan Emas Bank Sentral (CBGR) yang dilaksanakan tanggal 19 Februari hingga 30 April 2024, sebanyak 29% dari seluruh 70 bank sentral global berniat menambah stok emas mereka dalam waktu satu tahun mendatang. Bagaimana bank-bank sentral ini mulai menggeser fokus?
dolar AS
Sebagai simpanan devisa dan lebih memilih emas?
Bank Sentral China Menambahkan 10 Ton Emas di Bulan Desember 2024
Bank Sentral Tiongkok yang bernama People’s Bank of China (PBoC) menyatakan bahwa mereka menambah stok emas sebanyak 10 ton di bulan Desember 2024. Ini merupakan kali kedua beruntun sejak November mereka melakukan pembelian setiap bulannya. Dengan tambahan ini, jumlah keseluruhan emas miliknya mencapai 2.280 ton, yaitu sekitar 5,5% dari seluruh cadangan valuta asing negara itu. Jumlah tersebut juga naik sebesar 44 ton dibanding dengan posisi akhir tahun 2023.
Peningkatan cadangan emas bank sentral Cina di bulan Desember tahun 2024 mencapai kira-kira 4,5 miliar yuan (setara dengan US$ 635 juta). Angka ini memacu jumlah total aset yang dikelolanya menjadi lebih besar.
asset under management
(AUM) mencapai 71 miliar yuan (AS\$ 9,7 miliar). Nomor itu menetapkan rekam jejak tertinggi yang pernah ada.
Permintaan investor untuk dana yang diperdagangkan di bursa atau ETF
exchange-traded fund
Emas naik tajam hingga mencapai 31 miliar yuan (US$ 4,4 miliar) pada tahun 2024. Di samping itu, AUM total ETF emas China juga meningkat dua kali lipat lebih banyak dalam periode waktu tersebut.
Menurut
USAGold
Pembelian kembali emas oleh People’s Bank of China (PBoC) disebabkan oleh sejumlah faktor. Alasan pertama adalah komitmen Tiongkok terus menerus untuk mengecilkan keterkaitan dengan dolar AS serta membangun ketahanan finansialnya. Melalui peningkatan stok emas, negara tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap ancaman ekonomi dan volatilitas nilai tukar mata uang.
Kedua, tindakan tersebut bisa memperkuat posisi harga emas di pasar dunia, sebab minat China pada logam mulia ini dapat mendorong bank-bank sentral serta pemodal lain untuk ikut meniru langkah tersebut.
Mengapa Bank Sentral Membeli Banyak Emas?
Menurut Ketua Wilayah Asia-Pasifik (kecuali China) serta Direktur Bank Sentral Global WGC Shaokai Fan, ada trend global penting yang mendorong alih ke arah investasi dalam jumlah besar terhadap emas. Perlambatan pemulihan ekonomi bersama dengan ketimpangan pertumbuhan semakin memperparah ketidakstabilan mengenai masa depan perekonomian dunia secara keseluruhan.
Kondisi yang tak terduga tersebut memacu sejumlah bank sentral mencari aset dengan korelasi lebih rendah untuk mengurangi risiko total portofolionya. Kemampuan emas dalam merespons situasi stres di pasaran dengan performa yang cukup baik, mungkin telah menjadi alasan penting bagi para pengambil kebijakan ini.
“Invasi Rusia terhadap Ukraina di tahun 2022 telah membangkitkan kembali peluang yang sebelumnya tampak tidak mungkin bagi kedua negara Eropa ini untuk berpartisipasi dalam pertempuran senjata,” demikian pernyataan Shaokai melalui tulisan resmi, seperti dilansir dari situs SBMA.
Menurutnya, emas sudah membuktikan kekuatan dirinya sebagai sebuah investasi.
safe haven
Selama periode-periode yang paling rendah, emas justru melambung naik saat invasi Rusia ke Ukraina serta usai serangan oleh Hamas terhadap Israel. Kekuatan harga emas ini menyebabkan beberapa bank sentral berpindah haluan menuju investasi dalam logam mulia seiring dengan fakta fundamental bahwa ketidakpastian di dunia semakin meningkat.