GenZ Space
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar merespons klaim tentang kemungkinan ada nya pembayaran terkait judi sabung ayam yang dialamatkan ke Polsek Negara Batin, Lampung.
Informasi ini mencuat setelah beredarnya video di media sosial yang menyebut Polsek diduga meminta setoran hingga Rp 20 juta per hari.
Eko menyatakan bahwa mereka sudah mendeteksi ada kerjasama diantara dua orang anggota TNI yang disangka berkolaborasi dengan petugas Polsek Negara Batin dalam kasus perjudian sabung ayam itu.
“Informasi tersebut merupakan bagian dari penyelidikan yang masih berjalan, dan kita mengharapkan laporan selanjutnya dari pemeriksaan,” kata Eko seperti dilansir GenZ Space di Kompas.id, pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2025.
Berdasarkan pernyataan dari dua orang anggota TNI yang telah diselidiki, diketahui bahwa pejabat Polsek Negara Batin serta petugas Pos Ramil Negara Batin ternyata memiliki ikatan persahabatan yang erat.
Pejabat di Polsek tersebut adalah almarhum Lusiyanto, sedangkan petugas dari Pos Ramil adalah Peltu Lubis.
Pada setiap pertemuan biasa, kedua belah pihak menyadari ada kegiatan perjudian laga ayam yang sudah berjalan sekitar satu tahun terakhir ini.
Ternyata, kegiatan tersebut juga mendapat perhatian orang di luar kawasan setempat, hal itu terlihat dari adanya plat nomor mobil asal wilayah lain, misalnya Banten (A) dan Sumatera Selatan (BG).
“Sebagai suatu acara yang sungguh mengundang minat, informasi terkait perjudian laga ayam tentu akan mencapai kantor polisi setempat dan mustahil tak ada keuntungan yang diperoleh,” lanjut Eko.
Akan tetapi, baru-baru ini terjadi perbedaan pendapat dalam komunikasi di antara petugas dari Polsek Negara Batin dan juga petugas dari Pos Ramil Negara Batin.
Kondisi tersebut diyakini sebagai penyulut kejadian memilukan yang menghasilkan kematian tiga petugas polisi akibat tembakan.
Perselisihan seputar pembayaran yang dituntut oleh Polsek Negara Batin menjadi sorotan publik sesaat setelah unggahan akun TikTok @satr1a6_ pada hari Rabu (19/3/2025) menyebar luas secara online.
Dalam klip itu dikatakan bahwa Polsek Negara Batin pada mulanya dituduh menerima setoran sebesar satu juta rupiah tiap harinya, namun jumlah ini meningkat menjadi dua setengah juta rupiah per hari karena tambahan untuk biaya bensin, rokok, serta berbagai keperluan lainnya.
Akan tetapi, jumlah setoran itu diyakini meningkat hingga mencapai Rp 20 juta sehari. Anggota TNI yang dicurigai terlibat dalam pengelolaan arena adu ayam dikatakan tidak mampu memenuhi tuntutan sebanyak itu.
Maka, diketahui bahwa Kepala Polsek Negara Batin dituduh berencana membawa timnya untuk menyerbu tempat perjudian tersebut.
”Lalu, jawab oknum TNI silakan. Oh, ternyata Pak Kapolsek maunya makan besar, akibatnya nyawa melayang,” tertulis dalam video TikTok yang telah disaksikan lebih dari 646.300 kali per Kamis (20/3/2025) pukul 01.48 WIB.
Keterangan yang disampaikan oleh Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar ini merupakan bagian dari serangkaian penjelasan yang semakin memperluas pemahaman mengenai kemungkinan campur tangan pihak berwenang dalam aktivitas judi di Lampung.
Penegak hukum tetap melanjutkan penyelidikan mereka guna menemukan kebenaran yang sesungguhnya dari insiden tersebut.
Hubungan Ilegal Antara Kepala Polisi Sektor dengan Pemimpin Posko Militer di Negara Batin
Asisten Inteligen Kodam II/Sriwijaya Kolonel Infanteri Yogi Muhamanto mengungkapkan hubungan tidak sah antara Kepala Polisi Sektor Negara Batin Ajun Komisaris Anumerta Lusiyanto dengan Danpos Ramil Negara Batin Peltu Lubis.
Menurut dia, Kapolsek Negara Batin Ajun Komisaris Anumerta Lusiyanto serta Komandan Pos Ramil Negara Batin Peltu Lubis sama-sama mengenal kegiatan perjudian adu ayam yang berlangsung di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung.
Tiap kali terdapat jadwal pertandingan sabung ayam, Peltu Lubis selalu menginformasikan hal tersebut kepada Lusiyanto.
Tempat acara tersebut diadakan seminggu sekali.
“Pada saat Peltu Lubis mengajukan permohonan untuk melangsungkan arena aduan ayam, Lusiyanto merespons dengan memberi persetujuan selama semuanya tetap aman. Yang ia maksud sebagai kesepakatan ini sebenarnya berarti melakukan pembayaran,” jelas Yogi.
Mendekati hari peristiwa kematian ketiganya yang merupakan anggota kepolisian, muncul dugaan adanya kesalahan dalam komunikasi antara Peltu Lubis dan Lusiyanto.
Kurangnya komunikasi serta masalah dengan setoran diduga sebagai pemicu kejadian tersebut.
“Kekurangan komunikasi menjadi penyebab utama dari kejadian tak terduga tersebut,” ungkap Yogi.
Data terbaru muncul setelah beredar tuduhan yang menyatakan bahwa anggota polisi, termasuk Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto, turut serta dalam tindakan judi itu.
Hingga akhirnya terjadi serangan menembak yang mengenai 3 petugas kepolisian sehingga meninggal dunia pada hari Senin (17/3/2025) kurang lebih pukul 16:50 Waktu Indonesia Bagian Barat.
Pada kejadian yang menyedihkan itu, Kepala Polisi Sektor Negara Batin, Iptu Lusiyanto meninggal dunia sebagai salah satu korban.
Di samping itu, dua anggota kepolisian lainnya turut meninggal dunia yaitu Bripka Petrus Apriyanto serta Bripda Ghalib Surya Ganta.
Minta Investigasi Kepolisian
Maka itu, Eko mengharapkan agar penyelidikan tidak hanya menumpukan fokus pada kedua anggota TNI yang dicurigai sebagai penembak, melainkan juga mencakup seluruh tersangka lainnya, termasuk polisi.
Ketika ditanya seberapa pasti apakah penjabaran detail tersebut mendukung masalah yang ada dalam klip populer pada akun TikTok satr1a6, Eko menjawab bahwa responsnya bisa jadi ya atau tidak.
Meski demikian, ia mengulangi bahwa perjudian adu ayam telah berjalan sekitar satu tahun di Negara Batin.
Perjudian telah menjadi trend dan menyedot perhatian banyak orang, bahkan sampai dari wilayah di luar Negara Batin hingga keluar provinsi.
Menggunakan kemampuan intelektual mereka sendiri, baik polisi maupun angkatan darat lokal dipandang mengetahui tentang aktivitas judi yang terjadi.
kedua belah pihak diyakini juga menerima keuntungan dari judi itu.
“Setiap pertarungan ayam pasti memiliki risiko tersendiri. Nama peristiwa ini sudah menjadi ajang perjudian sabung ayam. Jadi secara otomatis akan selalu ada aturannya. Dengan logika itu, bisa jadi telah tercapai suatu kesepakatan antara kedua belah pihak (antara kepolisan dan TNI),” ungkap Eko.
Maka dari itu, Eko mengharapkan agar penyelidikan tentang kematian ketiga polisis tersebut dapat menjadi lebih transparan dan semua pihak yang terlibat dalam peristiwa ini mendapatkan hukuman tanpa pengecualian.
Artinya, di luar kedua anggota TNI yang dicurigai sebagai pelaku penembakan itu, Kodam II/Sriwijaya juga menduga adanya tersangka lain dari kalangan kepolisian.
“Jika terbukti bersalah, kedua anggota TNI yang dicurigai sebagai pelaku penembakan tersebut tentu akan menerima hukuman yang sepadan. Karena, tak ada alasan untuk membenarkan atau membela perilaku merenggut nyawa seseorang. Oleh karena itu, kita berharap pula bahwa pihak lain yang terkait pun diteliti dan dikenakan hukuman keras,” ungkap Eko.
Bahkan, Eko mendorong tersangka lainnya agar segera menyerah sendiri.
Pihak lain terkait perlu mengikuti langkah kedua anggota TNI yang telah sebelumnya menyerah.
“Pada dasarnya, semua pihak yang terkait dalam perbuatan itu harus mendapatkan hukumannya,” katanya.
Konferensi Pers Polda Lampung
Polda Lampung menyelenggarakan konferensi pers untuk mengekspos kasus kematian tiga petugas kepolisian di Mapolda Lampung pada hari Rabu, tanggal 19 Maret 2025.
Tiga petugas kepolisian meninggal dunia selama operasi penumpasan tempat adu ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, pada hari Senin tanggal 17 Maret 2025 sekitar pukul 16:50 WIB.
Satu dari mereka yang meninggal adalah Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto.
Di samping Iptu Lusiyanto, dua personel tambahan yang ikut tewas dalam kejadian itu adalah Bripka Petros Apriyanto serta Bripda Ghalib Surya Ganta.
Kepala Kepolisian Provinsi Lampung, Inspektur Jenderal Helmy Santika, saat memberikan keterangan pers menjelaskan bahwa ada dua jenis kejahatan yang terjadi di tempat peristiwa, yaitu adanya pertaruhan laga ayam serta serangan tembakan yang menewaskan tiga petugas polisi.
Petugas polisi sudah mengolah lokasi kejadian peristiwa dan mengeksaminasi 14 orang saksi terkait kedua kasus itu.
Dalam kasus penyerangan terhadap tiga petugas kepolisian tersebut, beberapa bukti yang berhasil diamankan meliputi 13 casing peluru yaitu berupa 8 casing bertipe 5,56 millimeter, 3 casing jenis 7,62 millimeter serta ada juga 2 casing ukuran 9 millimeter.
Bukti tambahan yang telah dihimpun meliputi hasil otopsi beserta pakaian dan benda-benda milik para korban tersebut.
Di samping itu, pihak kepolisian mengambil beberapa benda bukti yang berkaitan dengan aktifitas judi yaitu uang tunai senilai Rp 21 juta, 25 bilah parang bersama tas dan sarung pisau, ditambah satu buku catatan tentang judi dan sebuah pulpen.
Petugas juga menggeledah tujuh ekor ayam aduan yang masih hidup dan empat ekor lainnya sudah meninggal.
Selain itu, petugas kepolisian juga mengidentifikasi tujuh unit sepeda motor yang diprediksikan sebagai kepunyaan para pengikut ajang perjudian adu ayam.
Item-item lain yang ditemukan di tempat tersebut antara lain pisau dengan sarungnya, jaket, ponsel, tas, tarpaulin, mantel hujan, korset, dan timbang otomatis.
Beberapa mobil juga ditemukan di tempat tersebut.
Helmy menjelaskan bahwa insiden tersebut dimulai dengan sebaran undangan melalui platform media sosial seperti Facebook dan WhatsApp terkait acara adu ayam yang diselenggarakan di area Register 44 Way Kanan pada hari Senin (17/3/2025).
Surat undangan tersebut diyakini telah menyebar secara luas beberapa hari yang lalu.
Itu diuatkan lagi oleh pengakuan dari tersangka kasus perjudian bernama Z, yang menyatakan telah tahu tentang tempat pertaruhan laga ayam sejak hari Sabtu (15/3/2025) petang.
Surat undangan tersebut diedarkan oleh seorang anggota TNI yang bernama awal dengan huruf B.
Berdasarkan data yang diberikan, Kapolres Way Kanan selanjutnya memberikan instruksi untuk membubarkan acara perjudian laga ayam. Pasukan polisi di bawah pimpinan almarhum Lusiyanto melakukan operasi ini.
Tempat perjudian tersebut terletak di dalam hutan yang jauh dari desa atau pemukiman warga.
Menuju ke tempat tersebut memerlukan waktu sekitar 3 sampai 4 jam dari pusat kabupaten.
Tempatnya juga melintasi kebun tebu dan karet.
Di area tersebut, hanya ada sebuah rumah yang cukup luas.
Sampai di tempat kejadian, petugas mengeluarkan tembakan peringatan guna mendispersikan kerumunan yang hadir dalam acara adu ayam tersebut.
Namun, setelah beberapa kali mendapat tembakan peringatan, malah ketiganya yang menyerbu menjadi sasaran tembak.
Berdasarkan laporan kepolisian, Z menyebutkan bahwa dia mengetahui adanya personel dari TNI yang memiliki senjata dengan meriam panjang di tempat peristiwa tersebut.
Dia mengetahui hal itu karena berada di tempat kejadian. Sebaliknya, polisi menginterogasi 13 personel dari Polres Way Kanan dan Polsek Negara Batin yang terlibat dalam operasi penangkapan tersebut.
Keempat polisis yang bertindak sebagai saksi menyatakan bahwa mereka telah melihat seorang anggota TNI yang menyerang dengan tembakan itu.
Hasil autopsi menunjukkan bahwa setiap korbannya memiliki proyektil di dalam tubuhnya.
“Dua butir peluru yang ditemukan di kepala kedua korban telah pecah menjadi beberapa bagian, sementara satu lagi di dada kapolsek masih utuh,” kata Helmy, seperti dilansir GenZ Space dari Kompas.
Di tubuh Lusiyanto terdapat luka tembak berupa lubang yang berasal dariarah depan di bagian dada sebelah kanan.
Berdasarkan laporan autopsi, peluru tersebut terdeteksi melalui rongga dada di sisi kiri.
Di tubuh Petrus terdapat lobang akibat tembakan peluru masuk di matanya yang kiri dan butiran peluru tersebut ditemukan di dalam tengkoraknya.
Pada saat yang sama, tubuh Ghalib memiliki luka tembak di sebelah kirinya di dekat bibirnya, merobek masuk ke dalam mulutnya.
Pada saat melakukan autopsi, peluru tersebut ditemukan di bagian belakang tempurung kepalanya dan juga di lehernya.
Namun demikian, menurut Helmy, polisi masih menantikan hasil pemeriksaan metallurgy dan tes balaistik di lab forensik guna mengidentifikasi tipe senjata yang dipakai.
Kami mengirimnya ke laboratorium forensik untuk memastikan apakah ini ditembakkan menggunakan senapan mesin atau pistol,” jelas Helmy. “Selain itu, kami juga ingin mengetahui apakah peluru tersebut berasal dari produk pabrikasi resmi atau hasil rakitan sendiri.
Helmy menyebutkan bahwa bisa jadi masih ada pihak lainnya yang berperan serta dalam kasus perjudian sabung ayam ataupun insiden penembakan itu.
Karena polisi menemukan kendaraan bermotor di area tersebut, maka mereka melanjutkan penyelidikan bersama TNI.