Elfa adalah seorang wanita yang begitu kuat dalam menavigasi kehidupannya sendiri jauh dari kampung halamannya.

Biasanya terlihat biasa saja, bukankah? Apa sebenarnya yang dapat disombongkan tentang seorang wanita yang kuat?

Bila belum familiar dengannya mungkin wajar apabila kelihatan biasa saja, tetapi untuk orang-orang yang mengetahuinya tentu akan menyadari adanya hal unik di dalam dirinya.

Dia adalah seorang pemuda migran yang hidup sendirian tanpa ada anggota keluarganya di sana dan hanya dikawal oleh seorang bocah yang telah memasuki masa remajanya.

Baru-baru ini ia resmi menjadi Pegawai Negeri Sipil lewat program PPPK, sesudah lebih dari satu dasawarsa bekerja sebagai karyawan kontrak.

Bila diizinkan untuk mengatakannya, hidupnya cukup pas-pasan. Untuk memenuhi keperluan anaknya, dia pun menerima pekerjaan mencuci dan menyetir pakaian dengan cara manual atau tanpa menggunakan mesin.

Salam juga, saat dia tak sungkan melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang pencuci pakaian.

“Sah-sah saja… yang terpenting halalan thoyiban…” begitu katanya ketika dihentangkan pertanyaan tentang rasa malunya menjadi seorang penatu.

“Karena suamiku tidak ada, maka tanggung jawab mencari nafkah jatuh padaku… Ya sudah, aku menerima dan akan kerja dengan ikhlas…” katanya kembali.

Pelajaran penting bagi saya yang seringkali merengek karena situasi tertentu. Saya bahkan masih kesulitan untuk bersikap ikhlas ketika harus menyetujui realita yang kadang tak sejalan dengan harapan.

Dari sana, saya mempelajari arti rasa syukur dan tidak pernah menyerah menghadapi situasi. Hidup itu harus dijalani dengan penuh perjuangan, demikian filosofinya.

Pada bulan Ramadhan kali ini, dia berjualan buka puasa pada saat petang setelah pulang bekerja. Dia mendapatkan stok dari seorang distributor besar lalu menawarkannya kembali di area sekitar rumahnya.

Ia melakukan semua itu dengan antusiasme dan keyakinan total, tidak ada keraguan atau rasa malu sama sekali. Ia begitu yakin tentang tindakannya.

Menurut saya, ini adalah kelebihannya. Tidak terletak pada pencapaian meraih juara atau hidup mewah, tetapi pada kekuatan dan ketahanan di tengah berbagai keterbatasan, hal tersebut jarang dimiliki oleh banyak orang.

Malahan, tidak jarang dia juga berbagi sedekah Subuh di masjid, walaupun dalam kondisi hidup yang penuh keterbatasan.

Menurutnya, tantangan dalam hidup telah memberikannya empati dan perhatian yang besar terhadap lingkungan sekitarnya.

Bagi masalah beribadah, dia tidak pernah meninggalkan lima kali salat dan salat duhanya antara jadwal pekerjaannya.

Masya Allah, kebersamaannya dalam keterusterangan seperti ini yang sungguh menginspirasiku tentang dirinya.

Gairah, ikhlas, sabar, keras kepala, peduli, serta kebaikannya merupakan sesuatu yang luar biasa bagi saya dan mereka di sekitarku.

Sementara banyak orang merengek tentang situasi mereka, dia malah menyebarkannya energi positif kepada lingkungannya.

Seringkali saya merasa terdorong untuk menjadi lebih positif ketika berada di sisinya. Ada selalu inspirasi serta pengalaman baru yang dapat dipelajari daripadanya.

Terkadang, inspirasi tak hanya berasal dari mereka yang memiliki banyak pencapaian mengesankan, penampilan luar biasa ataupun harta berlimpah dan kesuksesan.

Namun, tepatnya Inspirasi muncul dari kehidupan di sekeliling kita, hal-hal yang sering kali kita pandang remeh atau biasa saja, ternyata dapat mengubah cara berpikirmu menjadi lebih positif.

Sebagai contoh, tokoh Elfa ini sungguh memberikan inspirasi padaku agar dapat mensyukuri kehidupanku.

Berkali-kali dia mengajarkan saya tentang pengalaman hidup, entah itu dengan cara terbuka atau tersirat.

Saya yakin, seseorang yang memiliki aura positif dan dapat menyebarkan hal tersebut kepada orang di sekitar mereka, sesungguhnya adalah suatu berkat yang dimiliki oleh segelintir orang saja.

Terima kasih Elfa, dari kamu saya mempelajari dan menyadari banyak hal mengenai esensi serta arti hidup.