Polri telah memulai implementasi sistem rekayasa lalu lintas untuk mendukung keamanan perjalanan pulang kampung Lebaran tahun 2025 sejak tanggal 23 Maret 2025. Salah satu bentuk dari penataan ini termasuk penerapan aturan ganjil-genap atau disebut juga gage.
“Terkait dengan sistem bilangan genap dan ganjil disebutkan bahwa mulai tanggal 23 telah dimulai,” ungkap Kakorlantas Polri, Irjen Agus Suryonoegroho, melalui pernyataan tertulis pada hari Kamis (20/3/2025).
Agus menyebutkan bahwa pemerintah bakal mencegah lalu lintas kendaraan bertirai tiga melewati jalan bebas hambatan tersebut dari 24 Maret 2025 sampai dengan 8 April 2025. Akan tetapi, pengecualian diberlakukan untuk truk yang membawa barang kebutuhan dasar serta produk penting lainnya.
“Keterangan tersebut bersifat tidak mutlak; terdapat pilihan lain untuk transportasi logistik barang selain di jalur Trans Jawa, yakni sumbu dua yang dilarang, hanya terbatas pada pengangkatan batu dan pasir. Hal ini telah disahkan dalam Surat Keputusan Bersama,” jelasnya.
Menurut Agus, kontra aliran lalu lintas dan satu arah itu sendiri akan ditentukan oleh kenaikan rasio kendaraan. Sesuai dengan data yang dianalisis Korlantas, di kilometer 01 akan muncul penyempitan jalanan sehingga nanti akan dipraktikkan kontra aliran lalu lintas dimulai dari titik tersebut.
Agus menyebutkan bahwa bila pada kilometer ke-50 terdapat indikasi adanya sekitar 5.500 kendaraan yang melintas, maka akan dipraktikan kontra-aliran dengan satu jalur untuk arah pulang kampung. Selanjutnya, jika jumlah kendaraannya meningkat menjadi 6.400 buah, maka dua lajur akan digunakan untuk sistem kontra-aliran tersebut.
“Termasuk kita jalankan kontra-aliran di tempat istirahat, ini nantinya akan ramai. Dua tempat istirahat kita terapkan kontra-aliran, keadaan saat ini tetap berjalan dengan baik,” jelasnya.
Dia menyebutkan bahwa apabila rasionya telah mencapai 6.200 kendaraan per jam, maka satu arah nasional akan dijalankan. Satu arah juga akan dilakukan lagi mulai Kilometer 70 sampai dengan Kilometer 414.
Agus menyatakan bahwa sistem satu arah untuk arus mudik dan arus balik tahun ini akan diberlakukan secara berbeda mulai dari jalan tol apa saja, termasuk pada wilayah Cisandau serta Ciperna. Arus mudik yang menggunakan satu jalur akan dimulai dengan pembukaan Tol Cisondong sementara itu jalan menuju kearah Semarang akan dipisahkan.
“Tekniknya telah kami ajarkan. Maka kemungkinan besar nantinya tidak akan ada lagi dobrakan. Dobrakan hanya dilakukan ketika darurat, namun sebelumnya karena bagian kanan A dan B tidak seimbang, jadi mereka berpindah ke jalur B, menyebabkan dob rakan tersebut. Dengan mengalirkannya melalui Cisandau dan Ciperna, kedua jalur itu akan tertutupi. Nanti jika Anda lihat dari atas, A dan B akan tampak seimbang,” ungkap Agus.
Bagi aliran kontraflow, saat telah mencapai angka 5.500 pada kilometer 67, maka akan diterapkan kontraflow dengan satu jalur hingga kilometer 47. Selanjutnya, antara kilometer 70 dan 47. Apabila rasio visibilitas kendaraan yang melewati jalan toll menuju Jakarta berada dalam rentang 6.400-7.400, polisi akan menerapkan kontraflow untuk dua jalur. Dan apabila jumlah tersebut meningkat menjadi 7.500 atau lebih, maka akan diberlakukan one-way tiga lajur mulai dari Kilometer 414 area Kalikangkung hingga Kilometer 70.
“Sedangkan apa yang belum terlaksana pada tahun lalu ialah kami akan mengeluarkannya di Tegal, kemudian memasukkannya ke Pejagan, hingga mencapai Ciperna Timur. Dengan begitu, aliran menuju Jakarta akan seimbang antara rute A dan rute B ketika kami menerapkan sistem satu arah,” jelas Agus.